29 Jun 2022

Apakah Ahli Kubur mengetahui kondisi dan keadaan keluarganya di Alam Dunia ?

Pagi ini ada pertanyaan melalui WA di grup keluarga, seputar :  Apakah Mayyit mengetahui kondisi keluarganya di dunia ? Tentu ini menjadi pertanyaan penting sekaligus sensitif. Maka kami coba merangkumkan pendapat yang ada dalam lima point berikut ini, berdasarkan dalil-dalil dan ungkapan ulama seputar masalah ini. 


PERTAMA:  Mayyit mengetahui keluarga yang datang berziaroh ke kuburnya, membalas salam, dan mendengar kabar yg disampaikan. Dan semua itu atas ijin Allah. Ibnu Taimiyah dalam Fatwa Kubronya menyitir hadits ibnu Abbas dalam masalah ini, Rasulullah SAW bersabda :

ما من أحد يمر بقبر أخيه المؤمن كان يعرفه في الدنيا فيسلم عليه، إلا عرفه، ورد عليه السلام

Tidaklah seseorang melewati kubur saudaranya mukmin yang dulu dikenalnya di dunia, lalu ia memberi salam kepadanya, maka ia (mayyit) mengetahuinya dan membalas salamnya.


Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda : "Tidak ada seorangpun yang berziarah mengunjungi kuburan saudaranya, lalu dia duduk di sampingnya, kecuali saudaranya akan merasa bahagia/nyaman dan akan menjawab (salamnya) hingga dia berdiri (untuk pulang).. (HR.Ibnu Abdil Barr dan Ibnu Abid Dunyya)


Dalil ini juga dikuatkan dengan dalil-dalil lain, khususnya hadits-hadits tentang doa kepada ahlul Qubur, begitu pula perkataan Rasulullah SAW kepada pasukan kafir Qurays yang tewas di perang Badar, yang ketika Umar bin Khattab meragukannya, maka beliau bersabda : "Demi Tuhan yg telah mengutusku dengan kebenaran, kalian tidak lebih peka dalam mendengar ucapanku ini daripada mereka, hanya saja mereka tidak bisa menjawab (apa yg kukatakan).." (HR.Bukhari dan Muslim)


KEDUA : Ada yang mengatakan mayyit tidak bisa mengetahui mendengarkan  saat ada yg ziaroh mengunjungi kuburnya. Ini yang  diisyaratkan dalam dua ayat Al-Quran yaitu :

اِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتٰى وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاۤءَ اِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِيْنَ

Sungguh, engkau tidak dapat menjadikan orang yang mati dapat mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka telah berpaling ke belakang. (QS AN Naml 80)

وَمَا يَسْتَوِى الْاَحْيَاۤءُ وَلَا الْاَمْوَاتُۗ اِنَّ اللّٰهَ يُسْمِعُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَمَآ اَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَّنْ فِى الْقُبُوْرِ

dan tidak (pula) sama orang yang hi-dup dengan orang yang mati. Sungguh, Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang Dia kehendaki dan engkau (Muhammad) tidak akan sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar.(Fatir 22)


Tapi meskipun demikan, ada juga yang menggabungkan dengan dalil-dalil sebelumnya, dengan mengatakan : kadang mayyit bisa mengetahui dan kadang tidak bisa, tentu semua atas ijin Allah. Sebagaimana manusia di dunia kalau di datangi tamu, kadang bisa menyambut kadang sakit atau sedang sibuk dengan sesuatu.


KETIGA : Mayyit bisa tahu mendengar kabar keluarganya, khususnya ketika diberitahui oleh keluarganya yg baru meninggal. Ketika ada keluarga yg meninggal, mereka menyambut & berkumpul lalu bertanya-tanya tentang kabar2 keluarga nya. Hal ini termasuk nikmat ahli kubur yg shalih karena mengetahui kabar keluarganya di dunia. Adapun mayyit yg suul khotimah tidak bisa berkumpul dan bertemu dg keluarga2 nya yg sholih di alam barzah.


Dalam Kitab Ahwalul Qubur, Dari Ubaid bin Umair Rahimahullah menyebutkan :

أهل القبور يتوكفون الأخبار فإذا أتاهم الميت قالوا ما فعل فلان فيقول صالح ما فعل فلان فيقول ألم يأتكم أو ما قدم عليكم فيقولون إنا لله وإنا إليه راجعون سلك به غير سبيلنا.

Penghuni kubur itu saling berikan berita, jika datang kepada mereka mayit, mereka bertanya: "Bagaimana kabar si Fulan?" Beliau jawab: "Dia sholeh (baik kondisinya)."  Kemudian apa yang dilakukan Fulan? Dia jawab: "Bukankah seharusnya di sudah mendatangi kalian?". Lalu mereka menjawab: "Innalilahi wa innaa ilaihi raaji'un, dia telah menempuh jalan yang bukan jalan kami” . (NB : Tidak bertemu, kemungkinan karena tidak dalam kondisi husnul khotimah)


Hal semacam ini juga disebutkan Ibnu Taimiyah dalam Fatawa Kubronya, ungkapan Abdullah bin Mubarok yang menyebutkan kondisi mayyit yang diberikan rahmah Allah SWT, maka akan disambut saudara-saudaranya, dengan menanyakan : Apa yang dilakukan fulan, apa yang dilakukan fulanah ? apakah sudah menikah ?...


KEEMPAT : Mayyit mengetahui juga siapa-siapa yang mendoakannya, karena sampai doa tersebut kepada mayyit dan ia mendapatkan manfaat dari doa tersebut.


Rasulullah SAW bersabda:

إن الله عز وجل ليرفع الدرجة للعبد الصالح في الجنة، فيقول: يا رب، أنى لي هذا؟ فيقول: باستغفار ولدك لك.

“Sesungguhnya Allah -Ta’ala- benar-benar akan mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga. Lalu dia berkata: ‘Wahai Rabb-ku, dari mana aku mendapatkan hal ini? Allah menjawab: ‘Dengan sebab istighfar anakmu untukmu’. ”(HR Ahmad)


KELIMA : Mayyit bisa mengetahui keadaan keluarganya di dunia, khususnya terkait amal sholeh mereka, hanya ketika memang diberikan kesempatan untuk itu. Tapi tidak diberikan kemampuan untuk mengetahui kondisi keluarganya setiap saat. 


Diriwayatkan secara Marfu’ oleh Anas bin Malik :

إن أعمالكم تعرض على أقاربكم وعشائركم من الأموات، فإن كان خيراً استبشروا به، وإن كان غير ذلك قالوا: اللهم لا تمتهم حتى تهديهم كما هديتنا.

Sesungguhnya amal-amal kalian diperlihatkan kepada kerabat dan keluargamu yang sudah meninggal, kalau amalnya baik maka mereka bergembira karenanya, kalau amalnya tidak demikian, maka mereka mengatakan : Ya Allah, jangan matikan mereka sebelum engkau berikan petunjuk kepada mereka, sebagaimana telah engkau berikan kepada kami (HR.Ahmad)

Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam bisshowab. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar