22 Jun 2015

Notes from Athens (3) : Sidang Itsbat di Athena

bangunan observatori yang khas dan jadul
Setiap jelang Ramadhan di negara kita, kadang ada perasaan cemas mendera, bagaimana kalau awal Ramadhan dan akhirnya berbeda. Trauma perbedaan beberapa tahun sebelum ini masih sangat terpatri dalam hati. Ada istri yang lebaran duluan, sementara sang suami masih setia berpuasa karena tak enak dengan jamaah masjidnya. Ada anak yang sudah asyik membuka kaleng khong guan, tepat dihadapan tetangganya yang masih berpuasa. Belum lagi perdebatan dunia maya yang tak kunjung reda. Tiba-tiba banyak sahabat yang berubah sekaliber ulama. Ini semua tanpa disadari membuat setiap hadir Ramadhan, ada kecemasan yang tersirat. Jangan-jangan berbeda lagi. Sidang istbat pun mejadi tontonan tahunan yang dinanti dengan harap-harap cemas. Bahkan sempat disiarkan secara langsung seolah pertandingan sepakbola saja .

bersama Dr Naim Al Ghunduri & Anna Stamou
Nah bagaimana menentukan awal Ramadhan di negeri seribu dewa, Yunani ? Tepat sore hari setelah kedatangan di Athena pada Selasa 16 Juni, saya diajak mas Angga dari KBRI Athena untuk meluncur ke Penteli Station, National Observatory of Athena bergabung dengan para tokoh Muslim Association of Greece untuk mengintip hilal yang diperkirakan masih malu-malu di penghujung Sya'ban itu.

Tepat sekitar jam 19.00 waktu setempat, atau hampir tiga jam menjelang maghrib kami meluncur ke Penteli, sebuah kawasan perbukitan yang terletak sekitar 25 km arah timur laut kota Athena. Saat mendekati kawasan tiba-tiba udara musim panas beralih menjadi terasa sejuk, mirip-mirip cuaca tanah air di sore hari. Penteli Station bisa kita lihat dari kaki bukit dengan bentuk khasnya laksana sebuah kubah. Hampir mirip tentunya dengan teropong bintang boscha di Lembang.

Sampai di lokasi ternyata rombongan dari Muslim Associaton of Greece telah tiba lebih dulu. Ada disana sang ketua Naim Al Ghudury dan tentu saja didampingi sang istri Anna Stamou yang juga menjadi kandidast muslimah pertama di parlemen uni eropa. Terlihat turut menyambut seorang profesor yang nampaknya adalah penanggung jawab di laboratorium tersebut. Kami semua berdiri di tepi bangunan utama mendengarkan penjelasan dari sang profesor. Meski berusia cukup tua, sang profesor bersemangat memberikan kuliah gratis kepada kami tentang situasi hilal di sore itu. Beliau juga membagikan lembaran fotokopian tentang posisi hilal yang update waktu itu. Awalnya beliau memberikan penjelasan dengan bahasa inggris yang agak kurang jelas, sayapun mengangguk-angguk. Lama kelamaan beliau menjelaskan dengan bahasa Yunani, sayapun menggeleng pasrah.

Tapi dari penjelasan singkat sang professor semua menyadari bahwa hilal tak mungkin terlihat di sore itu, karena usianya baru tiga jam. Masih terlampau muda untuk eksis terlihat, dan hal ini pun terjadi di belahan bumi yang lainnya. Di akhir kami masuk sejenak di bangunan utama untuk mendapatkan pelajaran tambahan tentang laboratorium tersebut, yang ternyata berusai cukup tua didirikan sejak 1870. Diakhir rombongan menyempatkan diri berfoto bersama di dalam bangunan yang gelap tersebut.

tetap ada narsis di sesi akhir
Tak lama kemudian setelah keluar, diskusi masih dilanjutkan sebentar. Tapi kali ini dengan tema menyepakati bahwa Sya;ban digenapkan menjadi 30 hari, dan Ramadhan masih esok lusa. Perbincangan sambil berdiri santai itu pun menyepakati untuk masing-masing perwakilan yang datang untuk menyebarkan ketetapan tersebut kepada komunitas atau masyarakatnya masing-masing.  Sebuah sidang istbat yang sangat sederhana, tanpa ketegangan, tanpa ada perdebatan yang signifikan, dan yang jelas tanpa segelas teh dan snack juga tentunya.

Sang profesor melepas kami dengan hangat sambil berkata : sampai ketemu lagi pertengahan Juli nanti yaa. Hmm, profesor itu jelas bukan seorang muslim, tapi di Athena sini dia yang ahli astronomi, membantu kami sepenuhnya untuk menentukan kapan kami mulai berpuasa dan mengakhirinya. Oke prof, sampai ketemu 16 Juli nanti ya ... dan semoga hilal Syawal nanti bisa gagah terlihat, Ramadhan 29 hari, dan saya bisa lebih awal menyiapkan koper kepulangan ke tanah air. Hmm .. Selamat datang Ramadhan di Athena

Tidak ada komentar:

Posting Komentar