3 Agu 2013

Lima Jam Menyapa Sahabat Okayama (Dakwah Jepang Bag-9)

peserta pengajian fiqh ramadan okayama
Ahad pertama Ramadan di Jepang cukup menyibukkan. Bisa dipahami karena alur kerja di Jepang yang begitu padat, sehingga saat hari Sabtu-Minggu bertumpuk agenda, termasuk pengajian dan ketemuan. Maka di awal pagi saya masih di pelosok Fukuyama, langsung meluncur untuk mengisi dua acara di Okayama, masing-masing : Kajian Keluarga Samara keluarga campuran indonesia jepang, dan Kajian Fiqh Ramadan yang diselenggarakan Keluarga Muslim Indonesia Okayama yang dipimpin Bang Sani,  bekerja sama dengan IPTIJ Korda Okayama, yang digawangi oleh Ade Supriatna. Sore harinya langsung melompat menuju Yamaguchi, untuk mengisi Tabligh Akbar keluarga muslim disana. Jadilah secara sederhana, dalam satu hari mengarungi tiga prefektur atau propinsi di Jepang.

Kajian Keluarga Samara diselenggarakan di bilangan Uraishiku, yang dihadiri ibu-ibu yang bersuamikan orang Jepang. Para suami mereka biasanya muallaf karena ikatan pernikahan. Karenanya pekerjaan rumah dan permasalahan yang selalu ditanyakan adalah bagaimana cara mendakwahi suami mereka. Sebenarnya ini tugas berat yang tidak bisa begitu saja dilimpahkan kepada para istri. Apalagi kebanyakan para ibu-ibu tersebut juga mempunyai latar belakang umum nan beragam, yang terkadang tidak memahami ajaran Islam sepenuhnya. Jadi tentu akan sangat berat untuk mengandalkan ibu-ibu tersebut bergerak sendiri mendakwahi suami. Semestinya perlu ada komunitas, entah siapa yang membuat, yang khusus untuk mengurusi para mualaf tersebut agar cepat terupgrade pemahaman dan pengalaman keislaman. Jika tidak, maka tentu perjuangan ibu-ibu tersebut sungguh sangat berat.

Saat siang hari diselanggarakan pengajian Fiqh Ramadhan di Okayama. Tak disangka, ternyata sesi tanya jawab sudah ditunggu oleh peserta. Hampir dua jam lamanya saya diserang bertubi-tubi dari segala penjuru melalui pertanyaan yang membabi buta (he2). Alhamdulillah, semangat menuntut ilmu dan menjalankan Islam begitu kuat terasa, tergambar dari wajah-wajah yang hadir serta pertanyaan yang saut menyaut melebihi waktu agenda acara.

Sayang sekali agenda di Okayama hanya setengah hari itu saja. Segera saya melompat menuju stasiun terdekat untuk meneruskan perjalanan ke Yamaguchi, dengan kereta peluru shinkasen yang setia menemani. Semoga langkah di okayama berbuah berkah selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar