26 Des 2016

Pentingnya Romantisme dalam Rumah Tangga ( Resensi Buku )

Kembali saya sajikan resensi Buku Malam Janganlah Cepat Berlalu, kali ini dari penulis Novel Islami, ibu Riawani Elyta, semoga bermanfaat.

Apa yang ada di pikiran anda saat mendengar kata “romantis”? Duduk berdua ditemani lilin-lilin di restoran temaram sambil mendengar alunan lagu cinta? Atau menerima kado seikat bunga dan puisi cinta dari sang terkasih? Ataupun romantis hanya milik mereka yang sedang jatuh cinta?

Buku setebal 344 hal ini akan mengajak kita mengupas sisi-sisi romantis pada tempat yang seharusnya dan oleh pemilik yang sah melakukannya. Apalagi kalau bukan dilangsungkan di dalam kehidupan berumah tangga dengan suami dan istri sebagai pelakunya. Juga yang tak kalah penting, romantisme ala rumah tangga Rasulullah SAW yang tentunya sangat layak untuk diteladani.

Buku ini dibuka dengan pemahaman mendasar tentang romantisme yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : Siapa yang berhak melakukannya? Sampai kapan? Seperti apa bentuknya? Dan yang paling penting……mengapa harus ada romantisme di dalam rumah tangga?

Bab 1 akan memulai perjalanan romantisme sejak akad diikrarkan. Di sini, penulis memberi tips-tips yang dalam buku ini disebut sebagai inspirasi, tentang bagaimana sebaiknya calon pengantin mempersiapkan diri menghadapi momen penting tersebut, dan bagaimana memulai romantisme dengan pasangan.

Bab 2 yang judulnya diambil menjadi judul buku ini, adalah bab yang paling membuat panas dingin dan detak napas yang beberapa kali menggantung di udara :) Kenapa? Karena inilah bab yang mengupas tuntas tentang hubungan intim suami istri mulai dari tahap persiapan, landasan syariatnya, bagaimana melakukannya dengan cara yang benar sesuai koridor agama maupun medis, serta efek psikologis yang menyertainya.

Bab 3 berisi anjuran-anjuran untuk pengantin baru dalam hal keterbukaan dan silaturahim dengan keluarga kedua belah pihak. Panduan untuk lebih mengenal satu sama lain dengan melakukan perjalanan bersama dibahas pula pada bab selanjutnya. Bab 5 akan mengupas berbagai jenis aktivitas duniawi yang dapat dilakukan berdua dalam rangka mempererat hubungan dan memperkuat romantisme, disusul dengan berbagai aktivitas religious yang dapat dilakukan bersama pada bab 6.

Bab 7 pula semakin mengeksplorasi romantisme dengan menyajikan berbagai contoh kreativitas untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan romantisme. Buku ini ditutup dengan bab 8 yang memaparkan hal-hal terkait bahasa tubuh, ekspresi wajah, ucapan lisan dan sikap yang dapat memperkuat getaran cinta. Dan untuk romantisme yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, akan kita temukan menyebar dalam setiap babnya sesuai dengan pembahasan pada masing-masing bab.

Ini kali pertama saya membaca buku karya ustaz Hatta Syamsuddin, dan saya langsung jatuh hati dengan penuturan tertulisnya yang lembut, santun, padat, lengkap, terkadang lucu, dan tentu saja ditopang oleh ilmu yang mumpuni.

Buku ini merupakan pilihan yang tepat untuk siapapun yang ingin membina rumah tangga ataupun tengah menjalaninya, menjadi panduan dan pengingat untuk tak ragu dan malu “membudayakan” romantisme dalam rumah tangga, bagaimana membinanya atas dasar cinta kepada Allah dengan tetap berpijak pada aturan-aturanNya serta menjadikan pola romantisme Rasulullah SAW sebagai contoh teladan.

Membaca buku ini, pada beberapa bagiannya tak urung membuat saya tertohok, betapa romantisme saya dan suami masih kalah jauuuh dibandingkan romantisme yang dicontohkan Rasulullah SAW dalam rumah tangganya, dan betapa banyak hari terlewati dimana rutinitas kesibukan terkadang membuat kami “terlupa romantis’.

Sebagai sebuah buku motivasi dan inspirasi Islami tentang rumah tangga, buku ini nyaris tanpa cacat. Hanya saja kalau boleh menyarankan, bab 1 yang memaparkan tentang persiapan menjelang akad dan hari-hari pertama pasca akad nikah, mungkin bisa dibuat pada buku terpisah untuk mempertajam segmentasinya, dimana pembahasan tersebut memang ditujukan untuk mereka yang belum berumah tangga. Karena jujur saja, pembahasan tentang hubungan seksual suami istri yang cukup gamblang dalam buku ini, meskipun dituturkan dengan sangat santun, lembut, dan Islami, serta meskipun usia pernikahan saya sudah 12 tahun, tetap ada rasa-rasa yang gimanaa gitu saat membacanya. Nah, apalagi kalau bagian ini dibaca oleh mereka yang belum menikah ya? Jangan-jangan langsung kepingin, haha, ………kepingin nikah maksudnya :p

Penulis : Riawany Elyta
sumber : http://www.riawanielyta.com/2014/11/resensi-buku-malam-janganlah-cepat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar