24 Jul 2013

Semangat Bersama di Masjid Madina Iwama (Dakwah Jepang Bag-7)

Bersama Syeid Jawed Ali
Iwama adalah kota kecil yang masuk dalam propinsi Ibaraki, terletak sekitar 100 km sebelah utara Tokyo. Menjauh dari Tokyo pasti merasakan kembali ke kehidupan alam yang lebih tenang. Begitu pula yang saya rasakan saat naik kereta Joban Line meluncur meninggalkan Tokyo ke arah Iwama, di kanan kiri mulai ditemui area pertanian dan pepohonan yang rimbun. Jauh berbeda dengan apa yang saya temui sekitar 3-4 hari di Tokyo, kesibukan dan kebisingan, meski tetap berhiaskan kedisplinan dan keteraturan khas negeri Sakura.

Diantar masa Bambang, seorang Kenshu asal Purwodadi yang akan pulang lebaran ini, saya turun di Hatori Eki. Jadi inget dengan cerita ninja Hatori ya ? ternyata banyak kota-kota di Jepang yang sudah tidak asing di telinga kita, karena film ataupun branding seperti Yokohama ataupun Hitachi. Dari Hatori Eki (stasiun) , kami di jemput teman kenshu lainnya menuju Masjid Madina di bilangan Iwama.Sepanjang perjalanan, celetuk ringan dan lucu teman-teman Kenshu mewarnai. Kota kecil Iwama ini terasa sepi dan jauh lebih sejuk dari ibukota Tokyo.

Masjid Madina atau yang tertulis di luar " Madina Mosque" didirikan oleh pengusaha asal Pakistan Syeid Jawed Ali yang bergerak dibidang industri sparepart otomotif. Mungkin karena terletak di kota kecil, masjid ini terbilang cukup luas dibandingkan dengan masjid Otsuka, Nagota atau di kota lainnya. Interior khas Pakistan begitu khas terasa dan dihias dengan ornamen-ornamen yang menambah kesejukan suasana. Namun sayang, meskipun masjid tersebut luas namun saat Ramadhan ini terasa lapang, karena banyak jamaah pakistan yang biasa memakmurkannya, sedang mudik untuk menghabiskan Ramadan dan lebaran di negerinya. Adapun teman-teman kenshu dari Indonesia, adalah salah satu yang diandalkan untuk memakmurkan masjid tersebut, meskipun itupun agak sulit mengingat apato (asrama) dan kaisa (perusahaan) tempat mereka bekerja cukup jauh dari masjid tersebut, sekitar 20 menit dengan bersepeda.  Apalagi, di Apato juga disediakan oleh saoco (bos) mereka tempat khusus untuk sholat berjamaah, semacam musholla. Jadinya, masjid Madina iwama yang semestinya luas dan terbilang megah, hari-hari Ramadhan ini terasa sepi. Jika saat-saat tertentu, jamaah sholat Jumat bisa mencapai 30-an, namun jika sepi kadang tak lebih dari 10 orang. Namun para teman-teman kenshu dari Indonesia tak berdiam diri melihat hal ini, mereka menyempatkan diri di saat-saat tertentu, khususnya libur pekanan, untuk bersepeda bersama meramaikan Masjid Madina dengan sholat berjamaah dan kajian.

foto bersama usai acara
 Begitupula yang terjadi pada Kamis 11 Juli, atau hari kedua Ramadhan. Para kenshu dari Indonesia dengan bersemangat keluar dari apato selepas pulang kerja, untuk bersama menuju Masjid Madina. Kami melaksanakan buka bersama dan sholat Tarawih berjamaah. Bahkan karena saking bersemangatnya, kajian pun dilaksanakan dua kali, menjelang Isya dan sholat Tarawih, diikuti dengan tanya jawab keislaman yang sangat mereka rindukan. Syeikh Jawed Ali tak bisa menyembunyikan kebahagiaan, wajahnya berbinar-binar dengan kedatangan kami yang meramaikan masjid ini. Benar-benar sinergi kebersamaan yang indah, karena para kenshu juga merindukan suasana RAmadhan yang meriah seperti di tanah air, maka mereka melampiaskannya dengan mendatangi masjid madina ini..

Di akhir acara, saya menyempatkan diri untuk bersilaturahim dengan Syeikh Jawed Ali di kantornya, berbincang-bincang ringan dengan menggunakan bahasa Inggris. Beliau menceritakan tentang sejarah Masjid Madina, diantaranya pernah dikunjungi oleh Imam masjid Nabawi di Madinah. Selepas acara, saya bersama para kenshu menginap di Apato bersama mas Bambang dan Supriyanto dari Cilacap, diantar langsung oleh Syeid Jawed Ali dengan mobilnya.

Semoga para kenshu di Iwama semangat untuk terus memakmurkan masjid Madina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar