14 Jun 2011

Benarkah Blackberry Bukan Sekedar Gengsi ?

Berbicara tentang blackberry tentu sangat rawan dan sensitif. Penggunanya teramat sangat banyak dan begitu booming di Indonesia. Sebagian kawan-kawan dekat pun telah menggunakan perangkat ini, dan menyarankan saya untuk bersegera membelinya. Tulisan kali ini tidak memperpanjang polemik lama yang senantiasa beredar seputar penggunaan Blackberry, yaitu gengsi atau fungsi. Saya pernah memposting artikel berjudul Booming Pengguna Blackberry di Indonesia : Gengsi atau Fungsi  yang rasanya sudah cukup panjang membahas polemik hal tersebut. Kesimpulannya memang sederhana, banyak yang memakai blackberry karena fungsinya, namun jauh lebih banyak lagi yang menggunakan karena gengsi dan trend saja. Cukup banyak angka statistika menunjukkan hal ini dan silahkan merujuk kembali ke artikel di atas.

Yang menarik, ada seorang sahabat 'anonim' yang berkomentar cukup panjang tentang pengalamannya menggunakan blackberry selama ini. Sayang sekali beliau tidak menyebutkan link email maupun web sehingga saya bisa menghubungi untuk minta ijin 'mengangkat' komentar panjang beliau menjadi sebuah postingan tersendiri. Terima kasih saja secara khusus saya sampaikan, dan semoga sharing ini membawa manfaat bagi kita semua.


Teman saya tersebut bercerita dalam komentarnya : 

Sekedar sharing... saya pengguna BB Torch sejak pertama kali keluar resmi di Indonesia, sebelumnya saya memakai BB tipe 81xx. Saya memakai BB karena saya mengelola lebih dari 1 akun e-mail korporat (bukan pop3) dan hanya BB yang bisa mengelola lebih dari 1 akun e-mail korporat tanpa harus instal aplikasi tambahan (contohnya untuk nokia harus instal Mail for Exchange (MfE) tapi itupun hanya untuk 1 akun) dan stabilitas jaringan untuk keperluan e-mailing, BB tidak diragukan (saya pernah pakai Nokia dengan MfE untuk 1 akun e-mail korporat tapi sering muncul untrusted certificate warning yang sangat menggangu).

Kenapa saya pilih BB Torch...karena memiliki layar lebih lebar dari BB 81xx saya sebelumnya sehingga mata saya tidak cepat lelah dan ada hardware keyboard-nya. BB Storm memiliki layar lebar tapi memakai virtual keyboard jadi kalau dipakai untuk mengetik pesan sebagian layarnya terpakai untuk keyboard virtual tsb (tidak jadi layar lebar deh). Lagipula saya agak sulit memakai virtual keyboard karena sensitif sentuhan sehingga sering salah ketik...norak ya? Kalau dilihat dari bentuk, menurut saya BB Torch tidak terlalu bagus...saya nilai 6 dari range 0-10, jauh lebih bagus Iphone 4, untuk multimedia juga tidak sebagus Iphone atau HP lain...tapi kebutuhan saya mengalahkan keinginan untuk bergaya.

Tidak bisa dipungkiri banyak juga orang Indonesia memakai BB (juga Iphone atau ponsel kelas atas lain) hanya untuk gaya atau gengsi padahal fungsinya lebih banyak untuk chatting atau social networking seperti Facebook atau Twitter (setidaknya mereka punya akun FB atau Twitter dari pada saya yang tidak punya...hahaha) yang sebenarnya bisa juga memakai HP seharga di bawah 1 jutaan. Ada pengalaman unik saya tentang pemakai BB...ceritanya saat saya pulang dinas dari Bandung naik travel menuju Jakarta, saya duduk di bangku pojok kanan paling belakang. Duduk di sebelah kiri saya pemuda yang sejak saya naik (dia sudah ada saat travel datang mengambil saya di pool Pasteur) terus memelototi BB-nya.

Sampai pintu tol Padalarang saya penasaran dan melirik tingkah laku pemuda tersebut karena saya rasa sejak awal dia tidak beraktifitas dengan BB-nya, hanya memandangi saja. Ternyata pemuda tsb seringkali melirik penumpang di sebelah kirinya, tampaknya membandingkan BB-nya dengan ponsel milik penumpang sebelah kirinya karena tidak lama setelah travel berangkat penumpang tersebut sering menelpon atau menerima telpon. Hal tsb terus berlanjut hingga memasuki tol Cikampek pemuda tsb memasukkan BB ke sakunya. Sepanjang perjalanan selanjutnya dia berkali-kali keluar masukkan BB-nya, padahal hanya sekedar dilihat-lihat saja tapi tidak ada pesan atau telpon masuk. Memasuki Bekasi Barat penumpang di samping kiri pemuda tersebut selesai bertelepon...saat itulah sang pemuda kembali mengeluarkan BB-nya dan memelototinya saja tanpa beraktifitas sambil sesekali melirik ponsel yang dipegang penumpang sebelah kirinya.

Tiba-tiba BB saya bergetar karena ada pesan masuk. Saat saya keluarkan BB Torch saya dan beraktifitas chatting dengan istri saya pemuda tersebut melirik BB Torch saya dan...jreng jreng...(kayak film aja). Apalagi saat saya baca-baca berita dari feed reader yang bisa sliding dan zoom-in zoom out dengan jari, tingkah laku pemuda tersebut tambah gelisah. Tidak berapa lama dia memasukkan BB ke sakunya dan langsung pura-pura tidur...hingga saya turun di pool tujuan saya.

Kejadian menggelikan tsb bukan pertama kali saya alami. Saya baru 2 kali dinas ke Bandung pulang pergi naik travel, sebelumnya selalu membawa mobil sendiri. Dalam 2 kali perjalanan dinas itu pula saya mengalami kejadian yang sama persis tentang orang dan BB-nya. Kejadian tersebut membuka mata saya bahwa memang banyak orang Indonesia masih berperilaku gengsi dan gaya dalam konsumsi. Disadari atau tidak mungkin saya juga termasuk karena saya hidup di tengah-tengah lingkungan yang demikian.... mudah-mudahan saya dapat mengindarinya.

Semoga bermanfaat dan salam optimis di selasa pagi !

6 komentar:

  1. saya belum pake BB, msh setia dgn yg lama hehe.

    BalasHapus
  2. Saya dapet BB Gratisan dari BTN, yah Manfaatkan saja, biar Istri kebageian HP yang saya pakai sebelumnya

    BalasHapus
  3. Kalo saya BB ustadz (Buatan Bakrie) alias handphone Esia... Hehehe :D :D

    BalasHapus
  4. coba yang pada punya BB ngaku,berapa jeti tuh beli barang begituan?trus...SUDAHKAH ANDA LUNASI ZAKAT ANDA? kalo zakat aja belon kelar ngga usah belagak gengsi beli barang jutaan.yang wajib belon beres kok gaya..hehehe...

    BalasHapus
  5. saya juga belum punya BB. ga bisa makenya.

    salam.

    BalasHapus