26 Okt 2010

Tips Romantis : Jadilah Pecinta Buku bersama Pasangan Anda

Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dirham tidak pula dinar. Mereka mewariskan ilmu, maka barang siapa yang mengambilnya, dia telah mengambil bagian yang besar  (HR Ahmad (3641) Tirmidzi (2682) dan Ibnu Majah (223))

    Kali ini kita akan menjadikan buku sebagai ladang tempat kita menanam benih romantis kita dan pasangan. Apakah buku ? Buku adalah catatan keilmuan. Hasil tangkapan ilmu-ilmu yang bertebaran di benak para ulama, pemikir, penulis, lalu terdokumentasikan secara rapi dalam lembaran-lembaran yang terjaga. Bagi sebagian orang, buku adalah aset kekayaan yang tak terhingga. Di jaman sekarang, buku mulai jadi komoditi yang menebar pesona. Pembaca, pembeli, bahkan yang sekedar membawa atau meminjam pun ikut-ikutan dianggap sebagai pecinta ilmu. Tentang pinjam-meminjam buku, ada pepatah arab yang menjelaskan betapa mahalnya nilai sebuah buku : Al-Ghoby man yu'ti al-kitaab, wal ahmaq man yarudduhu. (Orang tolol adalah mereka yang meminjamkan buku, sedangkan orang yang dungu adalah mereka yang mengembalikannya ! )

    Bagaimana buku yang biasanya membuat dahi kita berkerut dan otak kita berlipat-lipat, tiba –tiba bisa menjadi ladang romantis bagi kita ?. Syaratnya satu dan cukup mudah ; Anda dan pasangan harus sama-sama mencintai buku atau suka membaca. Tidak sampai hobbi atau maniak buku. Setidaknya, Anda tidak phobi dan ketakutan saat berdekatan dengan buku. Selanjutnya, mulailah mengagendakan waktu khusus untuk 'bersilaturrahmi' dengan lebih banyak judul-judul buku. Luangkan waktu berdua secara rutin pekanan atau bulanan untuk pergi jalan-jalan ke toko buku. Sekedar lihat-lihat judul, bolak-balik daftar isi, atau syukur-syukur bisa membawanya pulang. Disela-sela itu, Anda berdua bisa saling berkomentar, diskusi ringan atau bahkan bermusyawarah apakah suatu buku akan dibeli atau tidak. Kebiasaan berpetualang di toko buku bukan hanya ada di jaman ini, ketika toko buku adalah tempat yang nyaman, bersih, ber-AC sehingga membuat kita betah berlama-lama di dalamnya.

Sejak dulu, para ulama juga menaruh perhatian tentang masalah ini. Dr. Aidh Al-Qarni dalam buku best sellernya La Tahzan, mengutip perkataan Abu Ubaidah, ia berkata , “ Al Muhallab memberikan nasihat kepada anaknya sebagai berikut. “ Wahai anakku, janganlah engkau berlama-lama di pasar kecuali engkau mengunjungi pembuat baju perang atau penjual buku “ . Subhanallah, begitu pula Anda saat berlama-lama berduaan di toko buku. ; sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampau. Sekali tepuk, dua tiga nyamuk tewas seketika. Sambil menyelam minum air. Romantis kita memang sederhana. Bisa tumbuh dan muncul kapanpun dan dimanapun.

    Tidak hanya jalan-jalan di toko buku, di rumah pun Anda bisa menuai mesra dengan buku-buku yang telah Anda punya. Bayangkan koleksi Anda sebagai sebuah perpustakaan yang harus Anda kelola berdua. Tidak sekedar tumpukan buku yang tak teratur, atau rak-rak berjajar tempat segala macam tema dan judul berbaris bercampur. Berjanjilah untuk mengelolanya dan berdua tentu lebih romantis. Kita mulai dengan inventarisasi kekayaan buku kita. Agar lebih mudah ditemukan saat dibutuhkan, mudah pula ketahuan saat ada yang hilang atau dipinjamkan. Jadilah Anda berdua pasangan yang sibuk bak pengelola perpustakaan profesional. Kerja-kerja berdua seperi inilah yang mudah dikenang tapi sulit terlupakan. Ehm, ini pengalaman pribadi.

Selanjutnya, tentu saja kita harus berusaha untuk menunaikan hak-hak buku. Bukan sekedar dikoleksi dan dipajang rapi, tapi tentu saja harus dibaca dan dipahami. Maka mulailah menyusun agenda untuk membaca buku-buku tertentu secara bersama-sama. Dalam konteks mendulang romantis, tentu lebih efektif jika buku yang Anda baca bersama adalah buku-buku romantis atau panduan keluarga, bukan buku dengan tema-tema yang njlimet dan sama sekali jauh dari kesan romantis.
 
Akhirnya, dengan buku kita ingin romantis bertambah, ilmu juga bertambah. Jangan hanya salah satu atau justru tidak dua-duanya. Buku yang kita punya adalah amanah. Semakin banyak buku yang kita punya, semakin sering kita membawa buku kemana-mana, semakin bertambah pula keharusan kita untuk membaca dan memahaminya. Karena kita tidak ingin menjadi seperti keledai. Sebagaimana mereka yang digambarkan dalam Al-Quran ; "Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya (kitab) Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya (mengamalkan isinya), adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal"  (QS Al-Jumuat 5). Wall iyyadzh billah.

*artikel ini adalah bagian kecil dari buku kami : Muhammad SAW the Inspiring Romance , untuk pemesanan buku via sms ke 081329078646 ( Harga Rp 35.000,- di luar ongkos kirim), harga di pasaran Rp 45.000,-

1 komentar:

  1. Hohoho... Mudah-mudahan dikasih sama Allah yang sangat cinta pada buku... Hehehe... ^_^

    _Khansa Humairah_

    BalasHapus