3 Jan 2010

Agar Ngampus Tak Sekedar Status ( Resensi dari sahabat blogger)


Tanpa terasa bulan telah berlalu membawa pergantian tahun yang baru. Dari Dzulhijjah ke Muharrom 1431, dari Desember ke Januari 2010. Banyak tanggal merah bermunculan setiap Jumat, mengantarkan saya pada sebuah kesibukan yang beragam. Dari mulai menyempatkan diri untuk bersilaturahmi ke orangtua tercinta di Kudus, memenuhi beberapa panggilan ceramah di luar kota, hingga mengajak jalan-jalan anak istri tercinta di sela-sela liburan. Belum lagi hari-hari ini persiapan menunggu kelahiran putra ketiga kami -insya Allah- diperkirakan awal Januari 2010 ini. Semoga diberikan kelancaran dan keberkahan. Atas dasar itu semua, mohon maaf belum bisa menyapa sahabat blogger optimis dengan tulisan-tulisan terbaru kami. Sebagai gantinya, kami hadirkan sebuah resensi buku kami " Agar Ngampus tak Sekedar Status" dari sahabat blogger Etika Suryandari, yang mengikuti Lomba resensi buku Indiva Media Kreasi pada akhir 2008 yang lalu. Selamat menikmati dan terinsipirasi.  


RESENSI BUKU
Judul : Agar Ngampus Tak Sekadar Status
Penulis : Rabi’ah al-Adawiyah dan Hatta Syamsuddin
Penerbit : Indiva Publishing
Tahun Terbit : 2008
Tebal : 216 halaman


Manusia dibekali Allah SWT dengan berbagai kelebihan dan kekurangan. Pada dasarnya manusia mempunyai banyak potensi kecerdasan, hanya saja tidak semua manusia mampu mengelola potensinya tersebut dan menjadikannya sebagai bekal untuk sukses. Sukses adalah suatu pilihan. Banyak jalan untuk menuju kesuksesan. Salah satu jalan kesuksesan bisa ditempuh melalui dunia kampus dengan menyandang predikat sebagai mahasiswa. Dalam buku ini disajikan banyak pencerahan sebagai bekal untuk mengarungi dunia kampus mulai dari pemilihan fakultas di universitas yang sesuai dengan tipe kecerdasan dan minat bakat kita serta berbagai strategi sukses lolos ujian seleksi masuk Perguruan Tinggi.

Selain itu, di buku yang tidak begitu tebal ini juga diuraikan tentang tips memilih tempat kos. Memilih kos, bagi mahasiswa dari luar kota (rantau) menjadi suatu hal yang sangat penting karena kos akan sangat mempengaruhi dirinya. Memilih kos tidak hanya sekedar bagus harga dan fasilitasnya, tapi juga bagus kondisi lingkungan dan penghuninya. Kos juga menjadi media yang efektif untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki karakter yang beragam. Kos tidak hanya sebagai rumah kedua yang digunakan untuk makan dan tidur, tapi juga sebagai tempat untuk mengasah dan membentuk pola pikir, kedewasaan, dan perilaku kita.

Buku ini juga membahas berbagai masalah yang sering dialami mahasiswa ketika mengawali kiprahnya di dunia kampus. Ketika sudah menjadi mahasiswa baru, biasanya digelar acara OSPEK. Akan tetapi, mahasiswa baru sering menilai bahwa OSPEK identik dengan kekerasan dan perploncoan. Memang, OSPEK seperti itu masih didapati di beberapa kampus, tapi banyak juga kampus yang mulai meninggalkan OSPEK seperti itu yang hanya terkesan sebagai ajang balas dendam dan senioritas. OSPEK yang edukatif, sarat muatan intelektual dan kreativitas tentunya akan lebih banyak mendatangkan manfaat.

HIDUP MAHASISWA!!! Dua kata sarat makna yang sering diteriakkan dengan semangat bergelora. Seorang mahasiswa mempunyai kedudukan yang istimewa dalam masyarakat terutama perannya sebagai agent of change (agen perubahan). Oleh karena itu, dibutuhkan mahasiswa yang tidak hanya berkutat di kampus, kos, dan kantin tanpa berkontribusi nyata, tapi mahasiswa yang unggul dalam berbagai bidang, baik bidang akademis maupun nonakademis, mahasiswa yang mempunyai nilai Indeks Prestasi (IP) tinggi dibarengi dengan keunggulan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain, mahasiswa yang berhasil mengembangkan soft skill-nya, serta mahasiswa yang mampu memposisikan dirinya sebagai problem solver (penyelesai masalah), bukan trouble maker (pembuat masalah).

Pada buku ini juga dituliskan bahwa ada yang harus berubah ketika kita berada di sebuah institusi pendidikan paling tinggi (Perguruan Tinggi). Salah satu hal yang harus kita ubah adalah makna belajar. Kita dihadapkan pada dua pilihan, yaitu menjadi pembelajar ataukah menjadi pengumpul nilai. Seorang pembelajar akan sangat menghargai setiap hal yang didengar, dirasa, dan dipikirkan. Pembelajar tidak pernah merasa dirinya sudah “pandai”. Sebaliknya, seorang pengumpul nilai akan merasa “puas” jika berhasil mendapat nilai A atau B tidak peduli apakah untuk memperolehnya harus dengan kecurangan sekalipun. Nilai yang bagus tapi dengan proses yang tidak halal memberikan dampak yang tidak baik saat terjun di masyarakat, karena itu sebagai mahasiswa jangan hanya memburu nilai yang bagus. Segala sesuatu jangan hanya dilihat dari hasilnya tetapi lihatlah dari prosesnya.

Kampus tidak pernah sepi dari para aktivisnya. Orang-orang yang dalam perkembangannya menjadi mahasiswa memiliki ketertarikan untuk “berbuat lebih” dari sekedar memajukan diri sendiri lewat Indeks Prestasi (IP). Aktivis kampus, secara sederhana dapat diwakilkan pada orang-orang yang secara langsung atau tidak langsung menceburkan dirinya pada organisasi-organisasi di kampusnya, baik internal (UKM, BEM, Dewan Mahasiswa, dll) dan eksternal (pergerakan mahasiswa, ormas, dan organisasi di luar kampus). Aktif di kampus akan mendatangkan banyak manfaat, antara lain dapat menambah teman, mencari pengalaman, sarana optimalisasi masa studi, tempat untuk mempertahankan idealisme serta mengubah cara berpikir, dan lain sebagainya. Dalam buku ini juga disertakan berbagai tips dalam memilih aktivitas di kampus yang sesuai dengan minat bakat kita. Selain itu, dalam buku ini juga terdapat tips dan trik kuliah di luar negeri juga daftar perguruan tinggi favorit. Dengan membaca buku ini, pembaca akan mendapat gambaran tentang keuntungan dan kelemahan kuliah di luar negeri serta cara agar bisa kuliah di luar negeri.

Buku ini sangat cocok dibaca oleh mereka yang akan maupun sedang kuliah di Perguruan Tinggi. Sayangnya, penulis buku ini kurang menggunakan bahasa tulisan yang komunikatif sehingga terkesan resmi dan kaku. Kupasan masalah yang hanya disajikan sekilas membuat pembaca tidak puas dan penasaran. Terlepas dari semua kekurangan yang ada dalam buku ini, penulisnya sudah berusaha memberikan yang terbaik bagi para pembaca. Semoga kehadiran buku ini mendatangkan manfaat besar bagi kita semua.

28 September 2008
Etika Suryandari

7 komentar:

  1. SEMANGAAAT!!! Buku itu memang benar-benar menginspirasi saya saat di kampus dulu... Memang, di kampus jangan hanya mengejar status, nilai bagus, cepet lulus. tapi juga bagaimana kita memanfaatkan masa di kampus sebagai sarana untuk mematangkan pribadi kita. Pribadi yang tidak hanya sholeh secara individual, tapi juga sholeh secara sosial!!!. Semoga bab terakhir dari buku itu (tentang studi di luar negeri) bisa juga saya aplikasikan suatu saat nanti.. (Insya Allah, jika Allah SWT menghendaki). KEEP OPTIMIS!!!

    BalasHapus
  2. insya Allah bisa, banyak yang ke LUAR NEGRI karena INFORMASI, bukan sekedar PRESTASI dan AMUNISI .. selamat mewujudkannya

    BalasHapus
  3. bener lo di tahun 2010 banyak tanggal merah yg bermunculan pada hari jumat.....kenapa ya kok bisa pas gitu

    BalasHapus
  4. salam sobat
    wah bukunya sangat bermanfaat bagi kita semua,,terutama yang lagi kuliah ya,,
    semoga sukses selalu.

    BalasHapus
  5. buku yang luar biasa.. tapi kalo tdk salah sebelumnya sudah pernah terbit ya ?

    BalasHapus
  6. @aku catur : sebelumnya terbit dengan judul " Nggak Sekedar Ngampus" , tapi edisi yang ini sudah direvisi hampir 60% nya, bahkan di akhir di tambah tips seputar kuliah di luar negeri.silahkan dicek ... :-)

    BalasHapus
  7. salam kenal :) .
    wah kebetulan banget, kemarin hari rabu iseng-iseng saya mampir ke toko buku nyari-nyari ada buku bagus nggak, eh ternyata nemu "Agar Ngampus Tak Sekedar Status" hehehe.
    keep writting!

    BalasHapus