6 Mar 2009

The Show Must Go On !

Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Hanya itu yang segera terucap setelah mendengar berita meninggalnya ibu mertua saya 'mamah aisyah' dua hari yang lalu (Rabu 4 Maret 2009). Beliau memang sudah teramat lama menderita penyakit gula (diabetes militus) .Tetapi kesabaran dan semangatnya untuk sembuh berhasil 'melawan' penyakit gula itu selama dua puluh empat tahun lamanya. Saya tahu persis - ketika menikahi putri pertamanya lima tahun yang lampau- beliau terlihat begitu bersemangat saat bicara tentang obat-obatan, herbal dan tema kesehatan secara umum. Kadang terlihat berlebihan, tapi akhirnya saya faham karena beliau merasakan sendiri bagaimana 'melawan' penyakit gula dua dasawarsa lamanya. Akhirnya memang, sejak dua tahun terakhir ini ginjalnya mulai terkena dampaknya. Sejak kreatinnya telah menembus batas normal, begitu pula dengan gula darahnya yang mulai tidak stabil, beliau cukup sering keluar masuk rumah sakit. Terkadang satu dua hari, sepekan dua pekan, bahkan pernah melewati satu bulan lamanya. Sungguh, sebuah kesabaran yang susah dibayangkan.

Nampaknya, sepekan yang lalu menjadi akhir dari perjuangan beliau. Saat kreatin sudah menanjak melewati angka 7, kesadarannya pun berangsur turun bahkan akhirnya ; koma. Upaya cuci darah sekali telah dicoba, tapi kondisinya yang lemah membuat hal itu tidak bisa diulangi kembali. Waktunya telah tiba. Ajalpun datang menjelang. Semua bersedih dan menangis atas kepergiannya. Doa-doa penuh kebaikan dan tangisan kesedihan hingga hari ini masih sering terdengar. Allahummaghfirlaha warhamha wa'fu anha ...

Akhirnya, saatnya menuai hikmah. Setiap peristiwa adalah saat untuk membuktikan keajaiban iman kita. Rasulullah SAW telah menjamin keajaiban iman seseorang, ia bisa bertahan dalam banyak keadaan. Saat bergelimang kemudahan iman menjadikan ia bersyukur, begitupun saat dikelilingi kesempitan dan kesedihan, iman mengubahnya menjadi momentum pahala dengan bersabar. Beberapa kali saya mendengar dan menerima ungkapan kesedihan, penyesalan yang sangat-sangat manusiawi dari istri dan adik ipar saya. Tetapi ini tidak boleh terlalu lama diteruskan. Ada tahapan langkah yang harus terus dijalankan. Karenanya saya sempat sms kan sebuah pesan kepada mereka yang tengah bersedih :
" there ara a lot of ways to keep our love for mom, and to proove our commitment to give her the best, by ; doing her wasiat as long as we can, keep the relationships with her friends, special prayer for her at the end of the night, giving to the other (sedekah) by her name, etc. So, the show must go on, reach your dream and she'll smile there "

Semoga kita bisa mengambil pelajaran. Karena bukankah kematian senantiasa datang silih berganti di sekeliling kita dalam hari-hari kita ? Rasulullah SAW bersabda : " cukuplah kematian itu menjadi sebuah pelajaran ".

4 komentar:

  1. assalamu'alaykum. betul! the show must go on. nenek pun meninggal krn DM (ya memang karena ajal juga), ibu pun punya DM. lantas saya? faktor risiko! hiks.. ngeri mode: on.

    BalasHapus
  2. ya, kemarin dokter bambang yang nangani mamah, juga udah wanti-wanti untuk generasi selanjutnya. olahraga, diet makanan, plus beberapa obat-obatan begitu tips singkatnya. btw, kayaknya perlu dibahas islamic healthy life style dlm blog ini..insya Allah

    BalasHapus
  3. setuju, ustadz. ayo, posting tentang itu ;D walau, saya masuk faktor risiko, the life must go on! betul, ustadz? ;D

    btw, kata dr. Bambang, untuk generasi slanjutnya yg belum tegak diagnosis DMnya, contoh obat farmako yang bisa dikonsumsi apa ya, tadz? sy belum dengar.

    BalasHapus
  4. I enjoyed this post Abhishek. It was certainly creative and not what I was expecting when I clicked on the title – a title I might add, which is quite good. I know I had to find out what ways ‘guaranteed’ I could grow my list.

    BalasHapus