7 Feb 2018

Reformasi Hebat di Masa Singkat ( Prestasi Pemerintahan Umar bin Abdul Aziz)

Buku tentang Reformasi Umar bin Abdul Aziz
Umar bin Abdul Aziz (61 H-101 H) dikenal sebagai khulafa rosyidin kelima. Bagaimana mungkin seorang tabiin bisa tercatat dalam sejarah seolah sejajar bersama para sahabat utama Rasulullah SAW ?. Dan terlebih lagi itu semua tertoreh dalam sebuah periode singkat kekhalifahannya yang hanya 2 tahun 5 bulan dan 4 hari. Usia beliau ketika wafatpun masih terhitung muda, yaitu 40 tahun. Tentu ada kerja-kerja besar yang telah beliau torehkan dalam masa kepemimpinan yang singkat itu, hingga kini namanya masih harum nan abadi dalam benak sebagian besar kaum muslimin.

Beliau adalah pribadi yang menggabungkan banyak sifat kebaikan dalam dirinya. Dari sisi keilmuan, sejak kecil beliau telah terbiasa mencintai ilmu dan ulama, meskipun tumbuh besar dari lingkungan keluarga istana. Bahkan saat sang ayah Abdul Aziz hendak memilihkan Syam sebagai tujuan menempa diri sang anak, Umar kecil sendirilah yang memilih ke Madinah agar dapat belajar ilmu dan adab dari para fuqoha Madinah.  Sifat lainnya yang sangat banyak terekam dari sosok Umar bin Abdul Azis adalah waro’, zuhud, dan juga adil.     

Ketika beliau menjadi Khalifah, pidato pertama yang beliau sampaikan kepada rakyatnya adalah sebagaimana dikatakan oleh Abu Bakar As-Shiddiq, bahwa ia bukanlah yang terbaik diantara rakyatnya, tapi yang paling berat menanggung beban di pundaknya. Beliau menjadi contoh zuhud yang sejati, bahkan sang istri pun diminta untuk menyerahkan hartanya untuk menambah jumlah kas di baitul mal. Malam-malam harinya pun banyak dihabiskan untuk menangis, khawatir jika masih ada di antara rakyatnya yang menderita lalu mengguggatnya di akhirat kelak.

Lantas apa saja yang ditorehkan Umar bin Abdul Aziz dalam periode singkat kekhalifahanya yang hanya dua tahun lebih sedikit, namun begitu dikenang dalam sejarah ?  Berikut diantaranya. 

Bidang Ekspansi Dakwah
Khalifah Umar bin Abdul Aziz sangat menaruh perhatian pada bidang dakwah Islam, khususnya mengajak masuk Islam kepada rakyatnya di daerah-daerah yang telah ditaklukkan Islam. Pada saat itu mereka hanya membayar jizyah, dan tetap belum berislam. Maka Umar bin Abdul Aziz meminta para gubernur untuk fokus pada dakwah mengajak mereka untuk masuk Islam, meskipun karena itu kemudian pemasukan negara dari Jizyah kemudian berkurang drastis. Beberapa gubernur sempat keberatan dengan kebijakan tersebut, karena khawatir negara akan terkena krisis ekonomi sebagai dampak dibebaskannya jizyah karena banyak yang masuk Islam. Mendengar hal ini, Umar bin Abdul Aziz berseru lantang : “Demi Allah, aku ingin mereka semua masuk Islam, meski karena itu aku dan engkau harus jadi petani dan makan dari hasil kerja tangan kita sendiri”

Selain menyeru kepada Islam, Khalifah Umar bin Abdul Azis juga mengirimkan misi-misi dai ke berbagai daerah untuk mengajarkan Islam dan menjaga semangat keislaman para penduduknya, khususnya mereka yang baru masuk Islam di daerah-daerah taklukan. Bukan hanya itu, Umar bin Abdul Aziz juga mengirimkan surat-surat dakwah kepada para pemimpin negara-negara sekitar, mengajak mereka masuk Islam. Diantaranya adalah kepada Raja Hindu dan Pemimpin Romawi.

Reformasi Bidang Pendidikan & Keagamaan
Khalifah Umar bin Abdul Aziz menaruh perhatian penting dalam masalah pendidikan dan pendalaman keagamaan. Beliau secara rutin mengadakan mudzakaroh, semacam seminar mengumpulkan para ulama untuk membahas masalah-masalah fiqh tertentu.  Dan uniknya, dalam forum tersebut beliau tidak bersifat pasif sebagaimana para umara lainnya, namun justru banyak terlibat berdiskusi dan memberikan pendapat-pendapatnya. Karena itulah hingga dikatakan “ Para ulama dihadapan Umar bin Abdul Aziz bagaikan muridnya”, dan juga ungkapan lain “ Umar bin Abdul Aziz adalah muallimnya para ulama”.

Selain mengadakan banyak mudzakarah, Umar bin Abdul Aziz juga menginisiasi penulisan dan penyusunan hadits. Beliau memerintahkan beberapa ulama diantaranya Ibnu Syihab Az-Zuhri untuk membukukan hadits dan juga ilmu hadits. Imam Suyuti dalam bait Kitab Alfiah-nya mengatakan bahwa orang pertama yang membukukan hadits dan atsar adalah Ibnu Syihab atas perintah Umar bin Abdul Aziz.

Semangat keagamaan yang digalakkan langsung oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz ternyata sangat mempengaruhi keseharian rakyatnya. Sehingga disebutkan pada masa beliau perbincangan rakyatnya satu sama lain temanya tidak jauh-jauh seputar keagamaan, tentang hafalan quran, qiyamul lail dan sebagainya.

Reformasi di Bidang Sosial Ekonomi
Dalam bidang Sosial Ekonomi Umar bin Abdul Aziz membuat gebrakan nyata di masa awal kepemimpinannya. Beliau memerintahkan para pejabat kekhalifahan untuk mengembalikan harta-harta yang dulu diperoleh dari rakyat dengan cara yang zalim dan berlebihan. Bahkan sebelum hal ini dijalankan, beliau telah bermusyawarah dengan para ulama. Para ulama sempat menyarankan untuk tidak melakukan hal tersebut karena khawatir terjadi perselisihan dan kekacauan, serta menyatakan hal itu bukan merupakan dosa Umar bin Abdul Aziz, melainkan urusan khalifah terdahulu. Namun Umar bin Abdul Aziz akhirnya mengambil langkah berani tersebut. Beberapa aduan dari rakyatnya yang terdzalimi di masa lalu pun beliau layani dengan mengembalikan harta yang dimaksud.

Tak pelak langkah berani ini menjadikan kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Umar bin Abdul Aziz meningkat. Maka sektor ekonomi pun bergairah hebat dan berakibat pada peningkatan pemasukan dari sektor zakat infaq ke baitul mal dengan jumlah yang sangat sensasional. Bahkan tercatat di beberapa daerah seperti Iraq, baitul Maal disana masih mempunyai sisa banyak meski telah disalurkan ke banyak objek seperti orang miskin, bujangan yang mau nikah, para gharimin yang terlilit hutang, bahkan hingga akhirnya pun disalurkan kepada non muslim yang tidak mampu membayar jizyah. Di sektor sosial, Umar bin Abdul Aziz menaruh perhatian konkrit dengan mengirimkan pegawai-pegawainya untuk mendata dari rakyatnya yang masih membutuhkan bantuan.

Bidang Reformasi Birokrasi
Yang dilakukan Umar bin Abdul Aziz dibidang pemerintahan adalah membentuk majlis pertimbangan kekhalifahan, semacam majlis syuro yang terdiri dari para ulama golongan tabiin. Umar bin Abdul Aziz senantiasa meminta pertimbangan mereka dalam menentukan kebijakan yang penting dalam menjalankan roda pemerintahan. Dan diriwayatkan beliau tidak pernah memutuskan suatu hal penting kecuali mengikuti apa yang dihasilkan dalam forum tersebut. Ini menunjukkan sifat demokratis dan bijak sebagai seorang pemimpin.

Terobosan lain yang beliau lakukan dalam hal pemerintahan adalah mengganti para pejabat kekhalifahan yang tidak  memiliki kemampuan pengelolaan yang baik, dan menggantinya dengan orang-orang yang mampu, meskipun bukan dari keturunan Umayyah. Sisi lain beliau juga meminta para gubernurnya untuk menggantikan posisi pejabat non muslim di pemeritahan dengan pejabat muslim yang mampu di bidang tertentu.

Demikianlah sekelumit dari sangat banyak yang telah dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz dalam masa periode singkat kekhalifahannya, yang kemudian mengantarkannya sejajar dengan sahabat mulia dalam sebutan sebagai Khulafa Rosyidin yang kelima. Semoga kita mampu mengambil inspirasi dari kisah kehidupannya.

sumber bacaan : 
*kitab Malamih Inqilab Islami fi Ahdi Khilafah Umar bin Abdul Aziz 

3 komentar:

  1. ماشاء الله

    Ya Allah, dengan segenap kerendahan dan kelemahan diri, kami mohon jadikan kami dan anak keturunan kami menjadi pemimpin selayaknya Umar bin Abdul Aziz bahkan lebih baik...

    BalasHapus
  2. Terima kasih jazaakumuLlaah khayr Ustadz...

    BalasHapus