19 Okt 2016

Nubija, Layanan Rental Sepeda bersahaja di Changwon, Korea


Bersepeda memang menjadi trend dimana-mana, di Indonesia mungkin sebatas salah satu bentuk “life stye” berolahraga khususnya di akhir pekan. Tapi tidak di beberapa negara maju termasuk Korea misalnya, bersepeda menjadi salah satu alternatif transportasi yang praktis sehari-hari, terutama saat jarak tidak menjadi persoalan, misal dari rumah ke sekolah, atau ke stasiun. Sepeda yang digunakan pun tidak semuanya milik sendiri, sebagian adalah sewa.

Di Changwon yang termasuk salah satu kota besar di Propinsi Gyeosangnam, ada layanan rental sepeda yang diberi nama Nubija. Awalnya ini berasal dari bahasa Korea, ternyata adalah singkatan praktis dari Nearby Useful Bike, Interesting Joyful Attraction. Tidak tanggung-tanggung jumlah sepeda yang disediakan ada sekitar 3000 unit, yang tersebar di 240 terminal sepeda di seluruh sudut kota. Keberadaan terminal ini satu sama lain mempunyai fungsi yang sama, artinya kita bisa mengembalikan sepeda di semua terminal, tidak mesti di terminal tempat kita mengambil sepeda tersebut. Ini tentu menjadi hal yang sangat menguntungkan.

Karena menggunakan sistem sewa tentu berbiaya, tetapi sangat murah apalagi jika kita memakai sistem keanggotaan tahunan. Atau bagi turis yang hanya mampir sehari dua hari bisa menggunakan sewa harian. Murah juga karena kita tidak perlu lagi memikirkan biaya servis, ban kempes apalagi tambal sepeda.  Untuk keanggotaan setahun dipungut biaya 20.000 KRW atau setara Rp 200.000. Untuk keanggotaan setengah tahun sebesar 18.000 KRW. Untuk penggunaan satu bulan membayar 4.000 KRW atau Rp 40.000, cukup murah bukan ?.  Sementara jika kita hanya ingin menggunakan satu pekan atau 7 hari cukup membayar 2.000 KRW, dan jika hanya satu hari 1.000 KRW atau Rp 10.000. Cocok sekali bagi turis yang ingin putar-putar kota seharian.

Teknisnya jika menginginkan keanggotaan tahunan atau setengah tahun kita mendaftar dulu di Kantor Nubija nya, untuk mendapatkan chip atau kartu keanggotaanya. Sementara untuk sewa bulanan,pekanan atau harian cukup bisa dilayani di terminal melalui mesin otomatisnya.
Semua kemudahan dalam layanan itu tentu saja di dukung dengan jalur sepeda yang menghiasi jalanan kota Changwon. Sehingga bagi para pengguna sepeda tak perlu takut berkompetisi dengan mobil, apalagi motor. Untuk motor, jarang ditemui di kota ini kecuali sedikit dan itupun yang menggunakan teman-teman BMI (Buruh Migran Indonesia) sebagai angkutan praktis dari tempat kerja ke asrama.  

Bagaimana dengan Indonesia ? Alhamdulillah, setidaknya Bandung sepertinya akan segera menyusul. Walikota Ridwan Kamil mencanangkan mulai 2016 ini Bandung menjadi kota wisata sepeda, yang salah satu programnya tentu menghidupkan kembali layanan sewa sepeda yang dulu pernah ada. Pihak Pemkot Bandung suda menyiapkan setidaknya 350 unit sepeda yang akan disebar di 30 titik penyewaan, dan 32 titik hotel berbintang. Semoga kota-kota lain yang mempunyai jalanan yang “bicycle friendly” bisa segera menyusul, dan Surakarta tentu bisa menjadi salah satunya.

Keterangan gambar :
atas : salah satu terminal penyewaan sepeda Nubija

bawah : contoh jalur khusus sepeda + penulis ngeksis  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar