8 Sep 2016

Optimalisasi Berkah Awal Dzulhijjah

Bulan Dzulhijjah yang mulia sudah dihadapan. Jika dalam menyambut hari raya Idul Fitri, ada bulan Ramadhan dengan aneka ragam amal dan keutamaannya, maka sebelum kita menjalani Idul Adha ada  juga  sepuluh hari awal Dzulhijjah yang berlimpah keutamaan. Dari Ibnu Abbas ra berkata, Rasulullah SAW. bersabda, ”Tiada hari dimana amal shalih lebih dicintai Allah melebihi hari-hari ini –yaitu sepuluh hari pertama Dzulhijjjah.“ Sahabat bertanya, ”Ya Rasulullah, tidak juga jika dibandingkan dengan jihad di jalan Allah?“. Beliau menjawab, ”Tidak juga dengan jihad, kecuali seorang yang berjihad dengan jiwa dan hartanya serta tidak kembali (gugur sebagai syahid).” (HR Bukhari)

Maka sejatinya bagi seorang muslim tidak melewatkan kesempatan dalam mengisi sepuluh hari awal Dzulhijjah dengan berbagai amal kebaikan yang disyariatkan. Ada tiga hal setidaknya yang bisa kita upayakan, antara lain :

Pertama : Memperbanyak Amal Kebaikan
Sejatinya setiap amal kebaikan yang kita jalankan pada 10 hari awal dzulhijjah secara umum akan mendapatkan balasan pahala yang utama. Namun secara lebih khusus, kita disyariatkan pada hari-hari tersebut untuk memperbanyak mengingat Allah dengan berdzikir. Dari Umar bin Khattab r.a., Rasulullah SAW bersabda : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir, dan tahmid.” (HR. Ahmad)

Kemudian selain berdzikir secara mutlaq, amal-amal kebaikan lainnya seperti sedekah, dakwah, tilawah, berpuasa juga bisa kita lakukan untuk mengisi waktu yang mulia tersebut. Dan puncaknya secara khusus kita disunnahkan untuk berpuasa Sunnah pada tanggal 9 Dzulhijjah, yang disebut dengan puasa Arofah. Dari Abu Qatadah ra berkata, Rasulullah saw. ditanya tentang puasa hari ‘Arafah. Rasulullah SAW menjawab, ”Menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.(HR Muslim)

Kedua : Mempersiapkan Hewan Qurban
Selain memperbanyak amal kebaikan, hari-hari ke depan ini juga bisa kita optimalkan dengan menyiapkan hewan qurban untuk disembelih di hari Idul Adha. Karena amal terbaik pada hari tersebut adalah menyembelih hewan qurban, khususnya bagi mereka yang memiliki kelapangan dalam rezeki. Rasulullah SAW bersabda:“ Tidaklah anak Adam melakukan suatu amalan pada hari Nahr (Iedul Adha) yang lebih dicintai oleh Allah melebihi mengalirkan darah (qurban)
(HR. Tirmidzi).

Ibadah qurban adalah ibadah yang mudah terlihat di mata orang lain. Bahkan terkadang menjadi simbol status seseorang di masyarakatnya. Karena itulah bagi setiap calon pequrban, hendaknya terus berusaha membersihkan hati dari godaan syetan yang senantiasa membisikkan niatan-niatan buruk seperti riya di hati para pequrban. Hendaknya kita semua merenungi peringatan yang diberikan Allah SWT dalam masalah ini, dalam firman-Nya ditegaskan : “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya” (QS Al Hajj 37)

Ketiga : Menyambut Idul Adha penuh Bahagia
Idul Adha adalah hari raya yang dianugerahkan Allah SWT kepada kaum muslimin selain Idul Fitri. Keduanya tidak ada beda dalam pandangan syariat, yaitu sebagai momentum syiar yang diagungkan dan layak disambut dengan sepenuh suka cita. Tidak boleh terlampau jauh kita membedakan dalam menyambutnya. Semestinya kita pun bisa mempersiapkan banyak hal meskipun mungkin tidak semeriah Idul Fitri.  Persiapan yang utama tentu terkait sholat Idul Adha, dimana dianjurkan semua kaum muslimin turut menyaksiaknnya. Dari Ummi ‘Athiyah, ia berkata, ”Kami diperintahkan agar wanita yang bersih dan yang sedang haidh keluar pada dua Hari Raya, hadir menyaksikan kebaikan dan khutbah umat Islam dan orang yang berhaidh harus menjauhi musholla.” (Muttafaq ‘alaihi).

Persiapan berikutnya juga terkait syiar hari raya, seperti pakaian dan bahkan juga makanan. Anas bin Malik pernah mengatakan  “kami diperintahkan oleh Rasulullah SAW pada dua hari raya untuk memakai pakaian terbaik yang bisa kami dapatkan, dan memakai wangi-wangian terbaik yang bisa kami dapatkan, dan menyembelih hewan qurban paling mahal yang bisa kami usahakan”(HR Abu Daud).  Bahkan tak kurang Rasulullah SAW pun menyebut hari raya dan hari tasyriq sebagai momentum bahagia, beliau bersabda : “ itu adalah hari (untuk) makan-makan, minum dan mengingat Allah (HR Muslim).

Akhirnya, marilah kita ajak keluarga, rekan dan tetangga kita semua, untuk sama-sama bersiap menyambut hari raya Idul Adha penuh syiar nan bahagia, dengan terlebih dahulu mengisi hari-hari awal 

*dimuat di rubrik Tausiyah Suara Solo Metro Suara Merdeka Jumat 2 September 2016

1 komentar: