18 Des 2015

Inilah Empat Langkah Sukses Sang Pemuda

Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah SAW bersabda, manfaatkan waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, maksudnya: “Lakukanlah ketaatan ketika dalam kondisi kuat untuk beramal (yaitu di waktu muda), sebelum datang masa tua renta.”. Apa saja yang perlu kita lakukan agar masa muda kita tidak berlalu sia-sia, namun penuh dengan hal positif yang akan mengasah potensi kita, untuk kemudian menjadi karya dan prestasi yang bermanfaat bagi sesama ? Mari kita lihat beberapa tips dan langkah-langkahnya.

TIPS 1 : Temukan Potensi dan Passion Diri
Setiap orang memiliki potensi diri dan kelebihan yang berbeda-beda. Sehingga tidak semua orang harus dituntut untuk sukses di bidang yang sama, sebagaiman siswa juga belum tentu bisa unggul di semua mata pelajaran atau ketrampilan. Karena itu hal pertama yang harus dilakukan adalah menemukan dan menyadari potensi diri, untuk kemudian mengasahnya. Jamil Azzaini, motivator sukses mulia berpesan : “ Carilah hal yang spesial dari diri kita. Jika kita ingin menang dalam hidup ini, maka kita harus mengetahui kelebihan kita agar menang “.

Ada banyak ragam potensi kecerdasan yang dimiliki oleh seorang manusia, salah satu atau lebih diantaranya bisa menjadi sangat dominan. Inilah yang perlu disadari, ditemukan dan diasah agar terus berkembang. Ilmu psikologi modern menyebutkan beberapa potensi kecerdasan yang kadang tidak disadari oleh banyak pemuda, antara lain : kemampuan berbahasa, menulis dan merangkai kata (linguistik), kemampuan berhitung dan menganalisa (matematis-logis), kemampuan menggambarkan dan mendeskripsikan sesuatu (spasial-visual), kemampuan gerak dan olah fisik (kinestesis-jasmani), kemampuan musik, kemampuan mempengaruhi orang lain, kemampuan mengelola keuangan, dan lain sebagainya.

Saat seorang telah menyadari kecerdasannya, maka pekerjaan rumah berikutnya adalah terus memupuk dan mengasahnya, bahkan menjadikannya sebagai passion dalam kehidupannya. Lalu apakah itu passion ?.  Passion adalah sesuatu yang kita tidak pernah bosan untuk melakukannya. Passion adalah sesuatu yg dikerjakan dengan ikhlas, tanpa paksaan dan suatu bentuk panggilan dari alam bawah sadar manusia . Passion adalah dimana kita tidak memikirkan untung dan rugi lagi saat mengerjakannya. Jika potensi bertemu passion, maka bisa jadi langkah utama meraih cita di masa depan. Ridwan Kamil, walikota Bandung yang eksentrik mengatakan : Hal yang paling enak adalah, menekuni hobby yang dibayar.

TIPS 2 : Tentukan Cita-cita Mulia
Setelah menemukan potensi diri dan menjadikannya sebagai sebuah passion, hobby yang dinikmati, maka langkah berikutnya adalah menentukan cita-cita, agar setiap langkah dan fase kehidupan mengarahkan pada sampainya keinginan mulia kita. Ibaratnya pepatah hikmah, manusia tanpa cita-cita itu bagaikan mayat hidup, nyaris tanpa gairah , semangat, dan arah dalam menjalani hidup.

Dalam menyusun cita-cita dalam kehidupan, hendaknya seorang pemuda melihat beberapa sisi yang sangat menentukan. Pertama, cita-cita harus besar dan bermanfaat. Kita sering mendengar ungkapan : kejarlah cita-citamu setinggi langit, maka dalam menentukan cita-cita pun harus yang tinggi sehingga usaha untuk mewujudkannya pun harus berlipat-lipat. Tapi cita-cita yang besar inipun harus bermanfaat, karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi yang lainnya. Jangan bercita-cita sesuatu yang bombastis tapi tanpa makna, seperti berjalan kaki mundur keliling nusantara misalnya. Sebesar dan setinggi apapun cita-cita kita, maka kita minta sepenuhnya pada Allah SWT sebagaimana doa Nabi Sulaiman : "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi". (QS As-Shood 35) 

Kedua, cita-cita harus jelas dan menarik dan menyemangati hati untuk mengejarnya. Saat kecil hampir setiap kita mempunyai cita-cita yang terlampau seragam, yaitu menjadi orang bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama. Cita-cita yang terlalu general semacam itu nyaris tidak menggetarkan hati saat menyebutkannya, apalagi menggerakkan langkah dalam menggapainya. Kita bisa belajar dari obsesi dan cita-cita seorang Umar bin Abdul Aziz, yang begitu spesifik, menarik dan menggetarkan. Di akhir usianya, beliau bercerita tentang rangkaian panjang cita-cita dalam kehidupannya. Umar bin Abdul Azis berkata : “sesungguhnya aku ini memiliki jiwa yang obsesif. Tidaklah aku meraih suatu prestasi kecuali aku menginginkan yang lebih tinggi lagi. Dulu jiwaku berobsesi menikahi putri pamanku Fathimah binti Abdul Malik (putri khalifah), maka akupun bisa menikahinya. Kemudian jiwaku  berobsesi untuk menjadi gubernur, maka akupun mendapatkannya.  Kemudian setelahnya aku berobsesi menjadi khalifah, maka akupun mendapatkannya.  ..... dan sekarang ini (setelah menjadi khalifah) jiwaku berobsesi merindukan masuk surga, maka akupun berharap bisa menjadi penguninya.

Dan yang terakhir, dalam menentukan cita-cita harus juga melihat sisi potensi, passion serta prestasi-prestasi dan karya yang telah ditorehkan selama ini. Agar cita-cita kita masih dalam wilayah target, bukan angan-angan apalagi impian semata. Agar jangan sampai kita menjadi pungguk yang merindukan bulan.

TIPS 3 : Kesungguhan & Atasi Hambatan
Setelah menentukan cita-cita maka dalam langkah mewujudkannya pastilah terbentang sekian hambatan dan tantangan dihadapan. Terlebih lagi pada diri pemuda muslim, yang sejak awal memang menjadi target para musuh-musuh Islam untuk dilemahkan, dimanjakan, agar tidak serius dalam melangkah untuk kemudian gagal dalam merengkuh cita-citanya. Betapa banyak generasi muda yang cita-citanya harus porak poranda kandas di tengah jalan karena berbagai permasalahan yang melanda, seperti terjebak dalam obat-obatan terlarang, atau kasus hamil di luar nikah.

Dalam hal ini para pemuda harus sadar sepenuhnya bahwa langkah merengkuh cita-cita akan menempuh godaan yang kuat dalam perjalanannya. Al-Quran mengabadikan tekat musuh-musuh Islam untuk menarik generasi muda agar mengikuti life style ala barat, firman Allah SWT : “Dan sungguh Orang-orang Yahudi Nasrani tidak akan pernah ridho kepadamu sampai kamu mau mengikuti agama mereka. (QS. Al-Baqoroh:120). Lebih jelas lagi, seorang orientalis bernama Syatulyn mengungkapkan strategi melemahkan pemuda Islam dengan perkataannya : “Gelas dan artis mampu menghancurkan umat Muhammad daripada seribu meriam. Maka tenggelamkanlah umat
Muhammad ke dalam cinta materi dan syahwat”

Maka segala macam produk dan life style penggoda pun diluncurkan dengan begitu mudah, murah dan meriah, menyasar para pemuda muslim yang terkadang tak sadar dengan hal ini. Pintu utamanya dari mulai budaya hura-hura dan hedonis, seperti pesta, musik, atau lebih jelas lagi masuk dalam jeratan minuman keras, obat-obatan terlarang, dan pergaulan bebas yang mengarah pada perzinaan. Tidak perlu kita ungkapkan angka dan data yang membuktikan betapa banyaknya kasus tersebut di negeri kita, yang jelas setiap pemuda harus sadar diri tentang siapa dan apa saja yang siap menghalangi mereka dalam mengejar cita-citanya.

TIPS 4 : Strategi Pencapaian
Setelah potensi diri ditemukan, kemudian cita-cita tinggi ditentukan, segala hambatan dan godaan disingkirkan, maka langkah berikutnya untuk sukses berkarya adalah merealisasikan strategi pencapaian. Banyak hal tentu yang harus dilakukan, dan semuanya membutuhkan daya upaya, kerja keras, keringat dan bisa jadi juga harus ada keringat dan air mata.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam langkah terakhir ini : Pertama, Terus mengaseh potensi, menambah jam terbang. Merujuk hasil riset Berlin Academy of Music, untuk menjadi ahli kelas dunia seseorang harus memiliki jam terbang sebanyak 10.000 jam. Itu berarti sekitar 3 jam perhari dalam jangka waktu 10 tahun, seorang terus meningkatkan kemampuan dan potensinya. Jika ia mempunyai potensi menulis, maka ia harus terus menulis (dan membaca tentunya) agar menghasilkan karya yang lebih baik dan lebih baik lagi setiap saat.

Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah, memperluas jaringan atau  Networking. Dengan menambah teman dan sahabat yang mempunyai kepakaran di bidang yang sama dengan yang kita tekuni, maka secara otomatis kita mendapatkan pembelajaran , pengalaman sekaligus jaringan. Banyak orang besar di dunia ini yang terlebih dahulu ditempa oleh sebuah komunitas, atau mentor di bidangnya masing-masing. Tidak perlu jauh-jauh menelisik, tokoh-tokoh besar pendiri negeri ini seperti Soekarno, Tan Malaka, Agus Salim, dahulunya berada di lingkaran dekat sang raja Jawa tanpa mahkota HOS. Cokroaminoto. Mereka menimba ilmu dari sang guru bangsa sekaligus mendapatkan peluang menambah pengalaman dalam praktek di lapangan.

Hal terakhir dalam strategi pencapaian adalah peningkatan kapasitas seorang pemuda, baik kapasitas intelektual dengan terus membaca sesuai bidangnya untuk memperdalam pengetahuan, ataupun kapasitas komunikasi dengan berlatih kemampuan menulis dan berkomunikasi, serta tentu saja adalah meningkatkan kapasitas ruhiyah, dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Yang terakhir ini amatlah penting, agar seluruh pencapaian dan karya yang kita hasilkan tidak menjadikan kita bersombong diri, karena sejatinya terwujudnya cita-cita pada saat yang sama adalah terkabulnya doa dan harapan kita kepada Allah SWT.  Semoga Allah SWT mudahkan.

*artikel dimuat dalam media Insani Desember 2015

1 komentar:

  1. Ya sebagai pemuda sebuah motivasi sangat diperlukan apalagi banyaknya ujian berupa teknologi terkadang membuat motivasi hidup menurun sehingga aktifitas banyak dihabiskan sekedar bermain gadget atau media sosial saja. Padahal dengan berkarya sebuah kesuksesan dapat diraih. Terima kasih atas pencerahannya.

    BalasHapus