17 Jun 2015

Notes from Athens (1) : Assalamualaikum Athena

Tim Dai LN PKPU Pusat
Masih bingung apa yang kita bisa kita torehkan saat Ramadhan tiba ? Hal berikut ini mungkin bisa jadi inspirasi bagi kita. Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, kembali meneruskan komitmennya selama lebih dari 8 tahun terakhir ini untuk turut menyemaikan syiar Ramadhan di negara-negara minoritas muslim. Ramadhan tahun ini, 12 orang dai telah terpilih untuk disebar ke 8 negara di seluruh penjuru dunia, antara lain : Jepang, Korsel, Taiwan, Australia, Belanda, Jerman, Yunani dan juga Amerika. Pada koordinasi tim dai luar negri PKPU yang diselenggarakan Selasa, 9 Juni yang lalu Dr. Agus Setiawan dari Biro Kepatuhan Syariah mengingatkan para dai untuk senantiasa berlaku tawadhu dan zuhud di tengah lingkungan masyarakat yang mungkin jauh berbeda budayanya dengan di negara kita. Doktor lulusan Malaysia yang telah berdakwah di lebih dari belasan negara ini mengingatkan kembali visi PKPU dalam pengiriman dai luar negeri, yaitu menjaga semangat ibadah dan kondisi ruhiyah masyarakat Indonesia di luar negeri, sekaligus mengingatkan kepedulian sosial dengan kondisi-kondisi yang terjadi baik di tanah air maupun dunia internasional. Sebuah tugas yang berat memang, tetapi dengan saling nasehat menasehati untuk saling menguatkan satu sama lain, diantaranya via WA, maka the show must go on.

Setelah pada Ramadhan tahun 2011 penulis ditugaskan untuk berdakwah di negeri formosa Taiwan, pada 2013 berkeliling disekitar 20-an kota di negeri Sakura Jepang, dan Ramadhan 2014 lalu di negri Kangguru tepatnya Melbourne dan Adelaide, maka pada Ramadhan tahun ini saya ditugaskan untuk safari dakwah sebulan penuh di Athena, Yunani. Sebuah negeri yang tentu sempat mewarnai benak kita dengan kisah-kisah dewanya seperti Hercules, atau pandangan filasafat-filsafatnya seperti Socrates dan Plato, atau bahkan nostalgia masa anak-anak lewat cerita kartun Saint Seiyya dan sejenisnya. Lebih dari itu, tak banyak yang bisa kita rekam dari Yunani selama ini kecuali bahwa negara itu sempat menjadi tuan rumah olimpiade tahun 2004, bersamaan juga tahun itu berhasil memenangi kejuaraan sepakbola paling bergengsi di eropa : piala UEFA. Penasaran lebih jauh tentang kondisi Yunani, dan kehidupan masyarakat Indonesia khususnya saat Ramadhan di sana, saya coba bertanya dengan sabar via google. Tapi tak banyak tulisan blogger atau artikel yang bisa saya temukan, kecuali beberapa artikel jalan-jalan singkat, karena memang Athena, dengan pantai dan pulau-pulaunya cukup memikat backpaker Indonesia untuk menyinggahinya. Bagaimana dengan kondisi dakwah masyarakat Indonesia di sana ? lebih parah lagi, google seolah tak kuasa untuk membantu saya lebih jauh. Kali ini ia tak ragu mengibarkan bendera putih tanda menyerah.
Transit di Hamad International Airport Qatar
Masih dengan segala penasaran terbayang di kepala dengan kondisi di Athena, juga dengan segenap bayangan wajah anak istri tercinta saat melambaikan tangan perpisahan penuh haru di penghujung sya'ban, akhirnya saya menguatkan hati untuk berangkat. Kalau ingat film India, tentu hasrat hati ingin menangis karena sudah hampir tiga ramadhan ini tak bisa membersamai anak-anak dalam mengisi Ramadhan. Akhirnya yang coba saya hadirkan adalah kisah Ibrahim dan Siti Hajar dengan LDR-an dakwah yang menyejarah, begitu istri saya berpesan menguatkan, tentu dengan raut muka yang juga terlihat dibuat seolah-olah tegar.

Bismillah, Qatar Airways -yang baru selasa 16 Juni kemarin meraih peringkat pertama World Best Airlines dari SkyTrax Award berdasarkan pilihan 18 juta responden dari 160 negara- mengantarkan saya ke negeri seribu Dewa dengan terlebih dahulu singgah selama 10 jam di Dhoha, Qatar, negeri guru saya "syeikh Qaradhawi". Ya, beliau menjadi guru saya setidaknya tanpa ijazah, karena via buku-buku, dan ceramah-ceramah program TV Aljazeera Syariah wal Hayah via youtube. Sebagai bukti kesungguhan seorang murid yang baik ... ehm, saya juga membuatkan blog khusus update berita dan fatwa beliau di www.info-qardhawi.blogspot.com , silahkan dikunjungi lebih lanjut. 

Menyapa kedutaan RI di Athena
Setelah hampir 16 jam perjalanan tanpa ada penawaran popmie, kopi dan kacang rebus khas kereta ekonomi, alhamdulillah mendarat di bandara Athena dengan selamat. Selfie kesana kemari terpaksa saya lakukan demi ketenanganan hati anak istri di rumah bahwa saya tiba dengan sehat. Di bandara, dijemput oleh dua sahabat yang setia menunggu, mas Angga dari kedutaan dan pak Iwan dari keluarga besar rohis IKKIY (Ikatan Kerukunan Keluarga Indonesia di Yunani) yang juga bertindak sebagai mitra PKPU selama safari dakwah kami di Athena. Udara khas musim panas langsung menyambut dengan gagah dikisaran 38 derajat celcius. Saya mendadak teringat saat googling di accuweather tentang kondisi Athena, ia mengabarkan bahwa cuaca maksimal di Athena pertengahan Juni ini dikisaran 31 derajat celcius. Hmm.. sebuah kebohongan terstruktur dalam rangka menarik wisatawan agar tetap tertarik untuk datang. Hasrat hati untuk berteriak "Assalamualaikum Athena" seperti di filmnya Asma Nadia segera lumer mencair diterpa angin musim panas yang seolah menyindir " Ramadhan di musim panas lagi niyee ? ".

Mungkin karena mengetahui gerak dan langkah saya yang berkesan jetlag, maka kedua penjemput segera mengevakuasi saya ke rumah makan terdekat di pusat kota athena. Nasi briyani ayam, serta kare kambing segera terhidang sebagai bentuk pertolongan pertama pada kelaparan. Kesan kuliner yang ini tidak perlu saya ceritakan, bagi Anda yang ada di Jakarta bisa langsung hunting di  rumah makan di bilangan condet atau tanah abang. 

Setelah itu, kemudian saya dipersilahkan beristirahat dulu di sebuah apartemen yang banyak dihuni orang Indonesia di bilangan Larisis, dekat stasiun Metro Athena. Satu dua rangkaian agenda mulai dibicarakan, insya Allah semoga Allah berikan kekuatan untuk menjalani, dan menuliskannya di blog ini sebagai inspirasi bagi yang lainnya. Assalamu'alaikum Athena ...Kalimera

Tidak ada komentar:

Posting Komentar