5 Okt 2013

Pengemis Jalanan : Antara Miskin dan Mental Miskin

Hari-hari ini banyak yang terbelalak. Ternyata recehan tak seberapa yang diberikan kepada para pengemis jalanan mampu merusak mental yang luar biasa. Kita mungkin tak merasa rugi jika hanya sekedar berbagi satu dua  keping lima ratusan atau seribuan pada tangan-tangan yang menengadah dari luar kaca jendela mobil kita. Nyaris kita tak menganggapnya sebuah masalah yang luar biasa, itu hanya sekedar sedekah sederhana yang kita berharap menjadi pahala yang tercatat oleh malaikat. Namun sejatinya yang terjadi tidak sesederhana apa yang ada dalam benak kita. Satu dua keping itu ternyata mampu mengubah mental seseorang menjadi pemalas, tak mau bekerja keras, dan yang lebih parah lagi tak malu lagi mengakui hal tersebut ada dalam dirinya.

Salah satu bukti perusakan mental dari efek recehan kita itu terpampang jelas dalam berita pekan ini. Dimana sang walikota baru Ridwan Kamil yang mempunyai ide cemerlang untuk membenahi kerapian kota. Ia menawarkan pekerjaan sebagai tukang kebersihan bagi para pengemis jalanan. Mereka akan diberi pelatihan, seragam yang layak dan tentu saja adalah uang gaji bulanan sebesar 700ribu rupiah. Uang sebesar itu adalah standar gaji sebulan para asisten rumah tangga ( baca : PRT) di beberapa kota negeri ini, yang jam kerjanya bahkan hampir bisa dibilang stand by seharian penuh. Lalu apa kemudian yang terjadi saat tawaran itu diberikan kepada mereka dalam kesempatan unjuk rasa di Balaikota ?. Priston, salah seorang orator dari Gerakan Masyarakat Djalanan (GMD), dengan tegas menolak gaji 700 ribu rupiah tersebut. Ia mengatakan kepada Ridwan Kamil : "Kalau mau dipekerjakan seperti itu, apakah bapak siap menggaji sesuai dengan kebutuhan mereka? Apakah bapak bisa menggaji mereka Rp 4 juta sampai Rp 10 juta. Kalau hanya gaji 700 ribu apakah cukup?" kata Priston. (detik.com).

Jika melihat tuntutan tegas para pengemis jalanan di Bandung, itu menunjukkan mereka berjuang ingin mempertahankan penghasilan yang mereka terima sebagai pengemis selama ini di kisaran 4-10 juta. Sudah banyak penelitian dan reportase sebelum ini yang mengungkap betapa besarnya penghasilan para pengemis jalanan, berlipat-lipat dari UMR yang ditetapkan di sebuah daerah. Namun penolakan tersebut memperjelas data hasil reportase dan penelitian tersebut, dan yang lebih buruk lagi, mempertegas mental miskin yang mereka punya yaitu : malas bekerja dan hanya ingin meminta-minta. Berapapun yang mereka dapatkan selama ini di jalanan, di kisaran 5-10 juta, nyatanya tidak membuat mereka tergerak untuk bangkit berusaha dan mencari penghasilan lainnya. Justru yang terjadi mereka menikmati hal tersebut. Jelas sudah terbukti bahwa recehan yang kita bagikan di jalan, tak lebih dari semacam kipas angin yang meninabobokkan mental miskin mereka, jika tak bisa dibilang : merusak mental mereka.

Tentang mental miskin ini, Oprah Winfrey pada tahun 2006 membuat penelitian sosial kecil-kecilan yang didokumentasikan untuk acara talk shownya. Ia memberikan kepada seorang gelandangan bernama Ted Rodrigue uang cash sebesar $100.000, dalam kurs sekarang melewati angka 1,2 Milyar rupiah !. Tentu upaya pemberian dibuat sealami mungkin dengan cara ia menemukan uang tersebut di tas koper yang teronggok di bak sampah yang setiap hari ia 'kunjungi'. Apa yang terjadi saat seorang gelandangan diberikan uang cash sebesar 1,2 Milyar ? Maka yang terjadi dalam hari-hari berikutnya adalah episode belanja dan foya-foya. Ia membeli truk Dodge Ram seharga 320 juta, dan sisanya digunakan untuk membelikan hadiah pada sahabat dan teman wanitanya. Saat ditawarkan bantuan perencana keuangan untuk memberikan saran kepadanya, dengan tegas Ted menolaknya. Maka tak berapa lama, hanya enam bulan saja uang yang dimilikinya telas habis, dan iapun kembali berada di jalanan. Dan yang paling disesalinya adalah teman-teman dan pacarnya yang dulu didapatkannya, juga ikut menghilang bersamaan dengan habisnya uang yang dimiliki. Sama seperti kasus pengemis di Bandung, Oprah Winfrey juga pernah menawarkan dua hal, baju jaket dan pekerjaan kepada seorang gelandangan di dekat rumahnya. Baju jaket ia ambil tapi pekerjaan yang ditawarkan oleh Oprah ditolaknya.

Inilah mental miskin yang barangkali lebih berbahaya dari kemiskinan itu sendiri. Terbukti uang sebesar1,2 Milyar pun tak bisa menyadarkannya untuk berbuat lebih dan memperbaiki kualitas diri. Jauh-jauh hari Nabi kita telah mengingatkan umatnya untuk rajin bekerja, menjauhi kemalasan dan meminta-minta. Pesan abadi beliau begitu mendalam terucap : “Sungguh, jika salah seorang di antara kalian yang mengambil tali kemudian dengan tali membawa seikat kayu di atas punggungnya, kemudian dia menjualnya dan tampak letih di wajahnya; lebih baik baginya daripada meminta-meminta kepada manusia dan di antara mereka ada yang memberinya dan ada yang menolaknya”. (HR Bukhari).

Semoga bermanfaat dan salam optimis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar