5 Okt 2012

Cerita Mesra Menyambut Suami pulang Bekerja

Seharian bekerja di luar rumah membutuhkan energi luar biasa. Bukan hanya soal jalanan yang macet dan panas luar biasa, namun juga kondisi pekerjaan dan bisnis yang selalu memunculkan tantangan-tantangan baru. Setiap tantangan rentan membuat otak berkerut, kepala berdenyut dan tentu saja wajah cemberut. Karenanya saat pulang biasanya menjadi momentum yang dirindukan, bayangan anak istri menyambut hangat sudah menghilangkan separuh penat yang tercipta seharian.

Lantas bagaimanakah seorang istri cerdas memahami hal ini ? Lalu segera bersiap untuk membuat program penyambutan suami yang istimewa ? Di luar banyak godaan dan cobaan, jangan sampai menyambut suami dengan daster dan masker, plus bau trasi yang tentu sungguh akan mengecewakan dan mengacaukan isi hati suami.

Mari mengambil inspirasi dari sebuah kisah islami yang menggugah.Syaikh Muhammad Utsman al-Khusyt dalam Al-Masyakil Az-Zaujiyah wa Hululuha menuliskan kisah tersebut. Ini adalah kisah dari Rasullah kepada para sahabatnya.  Rasulullah menceritakan tentang sosok istri seorang pencari kayu bakar yang menjadi ahli surga, karena perlakuannya terhadap suaminya. Ketika ditanyakan apa yang telah dia lakukan, wanita itu berkata :

 “Apabila suamiku pergi mencari kayu bakar aku merasakan betapa beratnya ia mencari nafkah. Aku merasakan betapa ia haus di pegunungan. Untuk itulah setiap ia pulang, aku selalu menyediakan air dingin yang langsung diminumnya begitu ia pulang. Aku menyusun dan mengatur rumah serapi mungkin. Aku menyediakan makan untuknya. Aku memakai pakaian terbaik yang aku miliki untuk menyambut kedatangannya. Saat masuk rumah, aku menciumnya penuh kerinduan. Aku serahkan jiwa ragaku untuknya.Aku menyiapkan jika ia ingin beristirahat dan aku selalu berada di dekatnya, sehingga setiap saat jika ia menginginkanku aku ada disampingnya.”

Sahabat Indonesia yang selalu optimis, mungkin terasa berat jika kita membayangkan seluruhnya harus dipraktekan hari ini juga, atau satu paket sekaligus. Jelas lebih berat, karenanya akan terasa ringan jika coba kita wujudkan satu persatu, bertahap, dan lama-lama akan menjadi kebiasaan. Tentu tidak semudah yang kita bayangkan, terkadang ada anak-anak yang meradang untuk diperhatikan. Mari hayati semua sebagai bagian dari upaya memperoleh kemuliaan.

Semoga bermanfaat dan salam optimis di Jumat yang semangat.

1 komentar:

  1. betapa bahagia istri bisa melakukan pelayanan spt itu kpd suami trcintanya.. yg pst suami jauh lbh bahagia dperlakukan spt itu.

    BalasHapus