14 Mei 2011

5 Tips Praktis Menyambut Malam Pertama


Saat malam pertama hampir menjelang, boleh jadi penampilan kita tampak menakjubkan . Boleh jadi penampilan dalam kita pun sudah terasa sangat meyakinkan. Boleh jadi pula, semua aroma yang keluar dari tubuh kita telah menandaskan semua arti keharuman. Tidak selintas pun bau tak sedap lewat menghadang. Boleh jadi semua itu telah kita miliki, namun sesungguhnya itu belum cukup.  Kita masih membutuhkan sebuah penataan kamar pengantin yang indah, elegan dan berkesan. Jika perlu, sebuah desain interior kamar pengantin yang bersejarah. Dihiasi pernik-pernik yang syar’I dan menghangatkan jiwa. Juga harum-haruman yang mengundang selera, pesona, bahkan gairah seksual kita.

Diantara sekian kelengkapan-kelengkapan kamar pengantin yang harus kita perhatikan, agar malam singkat ini berjalan nyaman dan berkesan, antara lain sebagai berikut :

Pertama : Pengharum ruangan yang elegan. 
Tidak terlalu semerbak tapi menghanyutkan. Bisa dipilih dari bunga-bunga wangi segar yang berkesan natural dan tahan lama. Atau bisa juga produk industri yang praktis dan tak kalah semerbak macam ragamnya. Wangi-wangian ini akan menutupi jika ada aroma-aroma tubuh yang tidak bisa ditangani lagi. Apalagi, jika nanti energi banyak terkuras, maka keringat akan banyak berloncatan keluar dan akhirnya membaui sprei, ranjang, juga pakaian.
Rasulullah bersabda, “ Yang sangat aku cintai dari duniamu, adalah istri dan haruman. Dan dijadikan shalat sebagai penyejuk mataku  (HR Hakim)

Kedua : Pencahayaan yang cukup. 
Tidak terlalu terang yang bisa mengundang rasa malu karena terlihat begitu vulgar saat berhubungan badan. Tidak pula terlalu suram atau bahkan tanpa cahaya sama sekali, hingga menyulitkan fase eksplorasi, juga mengurangi gairah masing-masing suami istri. Apalagi bagi laki-laki, rasa-rasanya lebih semangat jika bisa melihat dengan jelas semua yang dahulu haram baginya untuk dilihat. Laki-laki mudah terangsang dengan melihat, sedangkan perempuan dengan mencium atau membaui. Tentang kecenderungan unik ini, Rasulullah saw jauh-jauh hari telah mengisyaratkan : Ketahuilah bahwa wewangian laki-laki itu ada baunya tetapi tidak ada warnanya, dan ingatlah bahwa wewangian wanita itu yang ada warnanya tetapi tidak ada baunya. “ (HR Tirmidzi)

Lebih dari itu, pencahayaan yang kurang juga akan memunculkan kesan ruangan yang lembab, dan kadang-kadang penuh misteri. Ini akan mudah memainkan emosi sang penghuni. Ruangan redup, mampu membuat semangat hidup penghuninya redup pula. Nyaris tanpa gairah.
Ada pencahayaan lain yang alami, yaitu dengan sinar matahari. Ini merupakan sesuatu yang tidak bias diremehkan begitu saja. Sinar mentari yang masuk dalam kamar kita, selain menyehatkan, menghangatkan, juga bisa menjadi pertanda bagi suami istri bahwa hari telah begitu siang, saatnya bangun dan beraktifitas. Maklumlah, pengantin baru.

Ketiga : Pergantian udara yang nyaman. 
Ini berarti harus memenuhi syarat kesehatan sebuah ruangan ; ada jendela atau ventilasi udara. Jika celah udara terlalu sempit, maka akan terasa panas. Produksi keringat bertambah banyak, emosi juga cepat tersulut. Belum lagi jika ada aroma-aroma baru yang belum pernah ditemui sebelum ini. Namun sebaliknya, jika celah udara terlalu lebar angin akan masuk berhamburan, dan suasana menjadi terlalu dingin. Ini memang menyenangkan bagi para pasangan baru. Tapi ceritanya akan lain jika mengakibatkan masuk angin.  Sejatinya semua urusan yang terbaik adalah yang wajar dan pertengahan.

Meski demikian, jika ruangan kita lebih luas, memang akan tercapai kenyamanan yang berlebih pula. Hal ini diakui oleh teladan kita saw. Dari Nafi' bin Harits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : sebagian dari  kebahagiaan seorang muslim di dunia :, tetangga yang baik, tempat tinggal yang luas,  dan kendaraan yang nyaman “(HR Hakim)

Untuk sirkulasi udara yang lebih terjamin, kita bisa menggunakan kipas angin, saringan udara atau juga Air Conditioner. Selain kita memperoleh kenyamanan, alat-alat tersebut dapat menghasilkan suara yang membuat para suami istri tidak ragu dan malu-malu lagi dalam memulai aktivitas malam pertamanya.

Keempat : Kebersihan yang terjamin. 
Kebersihan adalah bagian dari cabang keimanan seseorang. Kamar bersih memang bukan sekedar yang terawat secara rutin, baik dengan pel harian ataupun sekedar sapu dua kali sehari. Kamar bersih tidak mengundang dan mengandung komunitas pengganggu kenyamanan seperti lalat, nyamuk dan kecoa, dan juga sampah-sampah misalnya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : “ Bersihkanlah teras dan halaman rumah kalian, jangan menyerupai orang-orang Yahudi yang biasa menyimpan akba (sampah) di rumah-rumah mereka.” ( Musnad Al-Bazzar )

Kelima : Desain interior yang mendukung mesra. 
Selain yang sudah pasti harus ada seperti ranjang, almari pakaian, dan kaca hias, bisa juga Anda menambahkan pernik-pernik lainnya yang mendukung mesra. Sebut saja contohnya : vas bunga yang semerbak mewangi, lukisan pemandangan alam yang menyentuh hati, kain gorden dengan warna kesukaan yang romantis. Atau apapun saja, yang bisa memanjakan mata kita, menyamankan raga dan menghangatkan jiwa.  Jangan lupa, singkirkan juga hal-hal yang bisa merusak ketenangan Anda malam ini. Contoh sederhananya : matikan handphone atau pesawat telpon Anda !

Alhamdulillah, beberapa persiapan menyambut malam pertama telah kita lalui. Selanjutnya, bersiaplah untuk fase berikutnya yang sangat menentukan, juga menegangkan. Uniknya, fase ini juga menjanjikan berjuta keindahan. Subhanallah.

1 komentar:

  1. haduh pak...
    waktu persiapan sih emang sempat mikirin itu
    tapi pas pelaksanaannya boro boro indah
    keburu cape kebanyakan acara
    heheh

    BalasHapus