19 Apr 2011

Agar Sedekah Lebih Berkah (Bagian 1 )


Sedekah mungkin telah menjadi kebiasaan dan rutinitas kita semua. Apalagi saat ini banyak yang ‘mengkampanyekan’ sedekah sebagai salah satu tips short cut yang syar’i untuk memancing rizki bertambah lebih banyak. Semua berlomba-lomba bersedekah dengan penuh harapan ada timbal balik yang jauh lebih banyak dari yang dikeluarkan. Pemahaman dan keyakinan ini tentunya bukanlah hal yang salah, karena salah satu motivasi AlQuran sendiri menyatakan dengan jelas :
“ perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui” (QS Al Baqoroh 261)
Tentunya dalam bersedekah, yang harus dijaga bukan hanya semangat dan motivasi semacam itu saja, namun kita harus menjalankan serangkaian adab agar lebih ihsan dalam bersedekah.  Ajaran ihsan dalam segala kebaikan –termasuk sedekah- inilah yang ditekankan Rasulullah SAW dalam haditsnya : “ Sesungguhnya Allah Ta’ala mewajibkan ihsan atas segala sesuatunya “. (HR Muslim).
Ihsan dalam bersedekah bisa kita penuhi dengan menjalankan adab-adab dalam memberikan sedekah, sebagai berikut :

Pertama : Niat yang Ikhlas dan Memahami Hakikat Sedekah
Kunci setiap amal tentu bergantung dengan niatnya. Jangan sampai sedekah menjadi alat mencari popularitas dan simpati dari masyarakat, karena bisa berarti hanya itu yang akan di dapatkan tapi nol dalam catatan akhirat. Allah SWT telah mengingatkan hal ini dalam Al-Quran :
Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan (QS Hud 15-16)
Untuk menjaga keikhlasan dalam niat sedekah kita, maka akan lebih mudah ketika kita bisa menghayati dan memahami hakikat sedekah. Sedekah sesungguhnya adalah bentuk rasa syukur kita terhadap rejeki dan nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Yang dengan rasa syukur itu justru nikmat itu akan terus bertambah. Kita juga harus memahami bahwa sedekah juga akan menghilangkan kesombongan dalam diri kita, merasa bahwa setiap harta yang kita hasilkan adalah hasil jerih payah dan kecerdasan kita pribadi. Sedekah juga menghilangkan sifat-sifat bakhil dalam diri kita, serta menumbuhkan kepedulian dan rasa kasih sayang kepada sesama. Dengan memahami ini semua, perasaan dan niat kita dalam bersedakah akan lebih teruji dan tertata.

Kedua : Menganggap Kecil Sedekah yang kita keluarkan.
Sebagian orang merasa telah banyak mengeluarkan harta dan bersedekah untuk orang lain. Bahkan terkadang ini membuatnya bersikap kurang baik pada mereka yang meminta sedekah kepadanya. Yang paling memprihatinkan dalam hal ini adalah ketika seseorang senantiasa menyebutkan apa-apa yang telah ia sedekahkan, yang mau tidak mau menunjukkan sifat riya yang bisa menghapus amal tersebut. Allah SWT telah mengingatkan :
“  Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima) .. “ (QS Al Baqoroh : 264)
Semestinya yang perlu dilakukan adalah menganggap enteng bahkan melupakan apa yang telah kita sedekahkan. Jika perlu, rasanya wajar kita berterima kasih kepada mereka yang mau menerima sedekah kita. Karena itu pertanda mereka meyakini sepenuhnya kehalalan dan kesucian harta kita.

Ketiga : Tidak Ragu-ragu dan Menunda-nunda

Allah SWT memotivasi kita untuk bersegera dan berlomba dalam amal kebaikan. Tanpa ragu, malu apalagi menunda-nunda. Kita dingatkan melalui firman-Nya dalam Al-Quran :
“ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS Al Baqoroh 133)
Dalam kebaikan secara umum kita dianjurkan untuk bersegera dan berlomba, begitu pula dengan bersedekah. Apalagi konteks sedekah adalah berhubungan dengan orang lain, karenanya semakin cepat kita menyegerakan sedekah kita, akan semakin bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan. Adapun sikap menunda-nunda sedekah dengan memunculkan banyak alasan, sungguh akan melahirkan sifat bakhil dalam diri kita. Padahal jauh-jauh hari Rasulullah SAW telah memberikan garansi tentang keutuhan harta kita paska sedekah, beliau bersabda dalam haditsnya : “Tidak akan berkurang harta seorang hamba karena disedekahkan” (HR Tirmidzi)

bersambung Bagian ke 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar