28 Feb 2011

Inilah Peran Wanita dalam Keuangan Keluarga ( Bagian 1 )

Adalah kenyataan yang tidak bisa dibantah hari ini, bahwa begitu banyak wanita yang tampil menjadi manager keuangan rumah tangganya. Bukan hanya mengelola, tapi bisa jadi turut serta menjadi sumber pendapatan keluarga dengan cara yang beragam. Tuntutan zaman saat ini memang begitu kompleks, sehingga kaum wanita terpaksa ‘bekerja keras’ untuk berbagi peran dalam keluarga, dan sebagai profesional di luar rumah.

Dalam sebuah keluarga, masalah keuangan masuk dalam kategori urat nadi kehidupan bahtera rumah tangga. Cinta dan kasih sayang -apalagi jika sekedar diucapkan- tak akan pernah bisa menggantikan sepiring nasi bagi sang istri, dan segelas susu bagi anak-anak. Karenanya bagi para suami, cinta dan kasih sayang harus diikuti perasaan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Banyak permasalahan keluarga berawal dari keuangan. Dari mulai suami yang pelit, atau istri yang boros, hingga masalah subsidi kepada mertua yang tidak pernah disepakati dari waktu ke waktu. Apalagi jika istri kemudian bekerja dan terlampau banyak di luar rumah, dan juga penghasilan jauh lebih besar dari sang suami. Belum lagi misalnya suami atau istri menganut madzhab PJKA (Pulang Jumat Kembali Ahad) dalam pekerjaannya. Maka masalah demi masalah akan terus menggelayuti, dan ini sama sekali tidak kita inginkan bukan ?

Mari kita mengambil bagaimana inspirasi Islam dalam mewarnai kehidupan rumah tangga kita, khususnya terkait persoalan keuangan dan apa sajakah  peran seorang wanita di dalamnya.

Pertama : Memotivasi Suami untuk Semangat Bekerja

Rasa cinta kadang membuat beberapa pasangan di awal rumah tangganya terlihat begitu manja. Sang istri pun begitu berat melepas suami saat berangkat kerja. Serangkaian pesan-pesan yang mungkin terlihat menjemukan akan muncul berulang-ulang setiap pagi. Misalnya : “ nanti pulang jam berapa ya ? jangan lama-lama di kantor !” atau mungkin “ jangan lupa telepon ! “. Ini seolah terlihat ringan begitu saja, tetapi terkadang terdengar begitu mengikat bagi sang suami. Konsentrasi kerja terpecah dan itu bukan sebuah kabar baik bagi  manajemen di kantornya bukan ?

Ada juga yang mendapatkan suami pemalas luar biasa. Karakter warisan dari keluarga sebelumnya sebagai ‘anak mama’ tidak bisa begitu saja dihilangkan. Maka bisa jadi para istri mendapati suaminya malas untuk berangkat kerja, atau terbebani dengan pekerjaan  mereka di kantor. Nah saatnya peran seorang istri dijalankan, untuk memotivasi suami agat terus bekerja dan berusaha, atau mencari peluang-peluang lain yang lebih menghasilkan. Tidak ada menyerah bagi para suami untuk mencari pekerjaan, selagi ada istri yang terus menguatkan dan bukan melemahkan.

Seorang istri juga dituntut untuk mengembalikan kesegaran suami saat seharian beraktifitas di luar rumah. Dunia pekerjaan memang begitu melelahkan. Kerja otak dan kerja badan sama-sama melumpuhkan energi di akhir hari. Karenanya, sambutan hangat, senyuman tulus dan pelukan mesra akan sangat membantu memulihkan semangat sang suami.  Suguhan hangat kesukaan suami juga akan menjadikan kesempurnaan sambutan para istri di hari itu.

Mari mengambil inspirasi dari sebuah kisah islami yang menggugah.Syaikh Muhammad Utsman al-Khusyt dalam Al-Masyakil Az-Zaujiyah wa Hululuha menuliskan kisah tersebut. Ini adalah kisah dari Rasullah kepada para sahabatnya.  Rasulullah menceritakan tentang sosok istri seorang pencari kayu bakar yang menjadi ahli surga, karena perlakuannya terhadap suaminya. Ketika ditanyakan apa yang telah dia lakukan, wanita itu berkata :

“Apabila suamiku pergi mencari kayu bakar aku merasakan betapa beratnya ia mencari nafkah. Aku merasakan betapa ia haus di pegunungan. Untuk itulah setiap ia pulang, aku selalu menyediakan air dingin yang langsung diminumnya begitu ia pulang. Aku menyusun dan mengatur rumah serapi mungkin. Aku menyediakan makan untuknya. Aku memakai pakaian terbaik yang aku miliki untuk menyambut kedatangannya. Saat masuk rumah, aku menciumnya penuh kerinduan. Aku serahkan jiwa ragaku untuknya.Aku menyiapkan jika ia ingin beristirahat dan aku selalu berada di dekatnya, sehingga setiap saat jika ia menginginkanku aku ada disampingnya.”
sampaikan pula pesan dan kabar gembira dari Rasulullah SAW kepada para suami yang datang dengan segurat lelah menghiasi wajah, bahwa ada kemuliaan lain yang menjanjikan harapan. Rasulullah SAW bersabda :  Barang siapa yang sore hari duduk kelelahan lantaran pekerjaan yang telah dilakukannya, maka ia dapatkan sore hari tersebut dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT. (HR. Thabrani)

 bersambung

2 komentar:

  1. waduh pokoknya aku cuma mau bilang, kalo aku disuruh jadi perempuan, mending angkat tangan dari sekarang. gak kuat pak...

    BalasHapus
  2. tenang masih rawins, baru satu kok sudah bilang ndak kuat he2. namanya juga peran, saling menguatkan intinya ..

    BalasHapus