22 Jan 2011

Beberapa Keunikan Perkuliahan di Sudan

penulis berdiri no 3 dari kanan
Dibanding dengan negara-negara Timur Tengah lainnya seperti Mesir dan Madinah, Sudan memang belum menjadi negara tujuan pendidikan mahasiswa Indonesia. Tapi perkembangan sepuluh tahun terakhir ini setidaknya menunjukkan hal yang sebaliknya, pendidikan tinggi di Sudan mulai dilirik oleh mahasiswa Indonesia, seiring dengan mulai banyak alumni Sudan yang menuntaskan studinya dan mulai berkiprah di tanah air.  Perkembangan yang cukup signifkan terjadi di awal 2002 saat Pemerintah Sudan secara resmi bekerja sama dengan Departemen Agama hingga kemudian berhasil memberangkatkan sekitar 40 lebih mahasiswa dan mahasiswi alumni pesantren terkenal di Indonesia untuk belajar di negeri dua nil itu. Sebelum itu juga Departemen Agama menelorkan program beasiswa paskasarjana yang segera disambut belasan alumni perguruan tinggi di Mesir untuk kemudian hijrah dan melanjutkan studi di Sudan. Setidaknya setelah itu kemudian berbondong-bondong jumlah mahasiswa Indonesia di Sudan meningkat pesat.

Postingan kali ini, saya ingin berbagi seputar beberapa ciri khas perkuliahan di Sudan, yang setidaknya telah saya jalani dalam kurun waktu 2002-2006, ada beberapa hal unik tentang perkuliahan di sana yang mungkin – sekali lagi mungkin – tidak didapatkan di perguruan tinggi timur tengah lainnya, meskipun sebagian yang lain tentulah ada.

Pertama : Sistem Perkuliahan dengan Absensi yang Ketat
Berbeda dengan yang saya dengar dari sahabat lainnya, tentang perguruan tinggi di timur tengah yang menetapkan sistem perkuliahan yang sederhana, yang mirip pengajian akbar atau kuliah umum. Sehingga setiap mahasiswa bisa hadir ataupun tidak kapan saja tergantung moodnya, untuk kemudian beramai-ramai begadang saat ujian menjelang. Hal ini tidak didapati di Sudan, karena sistem absen lumayan ketat dan terbukti saat menjelang ujian, nama-nama mahasiswa yang ‘diharamkan’ ikut ujian pun segera dikeluarkan. Mereka yang tercatat raut mukanya akan segera pucat pasi dan mencoba melobby kesana-kemari agar berhak ikut ujian. Sebagian berhasil karena alasan diterima dan masuk akal, sebagian lagi harus keluar ruangan dengan lemas dan malas.

Kedua : Administrasi yang Ribet menuntut penuh Ketekunan
Namanya perkuliahan pastilah menyisakan permasalahan, baik dari sisi absen, nilai ujian, pindah mata kuliah, mengajukan skripsi dan lain sebagainya sampai dengan ijin pulang ke tanah air. Disinilah para mahasiswa dituntut kesabarannya, karena akan menempuh petugas dan jalur birokratis yang terkesan mengada-ada.  Pelayanan pun bisa saja serius tapi bisa saja seadanya. Karena itulah, hampir seperti diwajibkan agar urusan kita ditanggapi dengan lebih serius, semua pengajuan harus tertulis dalam bentuk surat yang dikenal dengan istilah “tolab” atau surat permohonan. Surat ini akan menjadi sakti karena kemudian akan dicorat-coret oleh pihak yang berwenang, sehingga kemudian urusan kita terselesaikan. Bagi yang tidak sabar menjalani hal ini maka untuk menyelesaikan perkuliahan di Sudan nyaris seperti impian. Jadi Anda selesai kuliah di Sudan bukan sekedar karena anda pintar menguasai pelajaran, tetapi juga tekun dan sabar dalam menembus sistem administrasi perkuliahannya.

Ketiga : Kafilah Da’awiyah , KKN yang wajib dan mengharukan
Dulu kita pernah mengenal istilah KKN bukan ? Nah di Sudan ini menjadi tugas wajib bagi setiap mahasiswa yang tidak bisa ditawar sekali lagi. Jika seorang mahasiswa sudah menyelesaikan semua materi perkuliahan dengan bagus, tapi jika belum berangkat dua kali qofilah dakwah maka itu artinya ijazahnya akan tertahan selamanya ! Qafilah da’awiyah adalah pemberangkatan rombongan mahasiswa saat liburan di seluruh wilayah Sudan. Mereka akan disebar selama tiga pekan lamanya untuk berbaur dengan penduduk, berdakwah, berkumpul dan mengerjakan proyek-proyek sederhana di masyarakat. Tempat yang dikunjungi pun beragam, dari daerah pertanian yang luas seperti di Madani atau Jazeera, sampai daerah selatan yang dingin dan penuh rimbun pepohonan seperti  Juba dan daerah sekitarnya. Disana kita akan menemukan hal-hal yang tak akan terlupakan dalam kehidupan. Agenda ini akan membeli bekal bagi para mahasiswa bagaimana nanti bertahan hidup, bergaul dengan masyarakat di daerahnya masing-masing.

Keempat : Makalah dan Skripsi Tugas Akhir yang Menegangkan
Tidak semua pendidikan tinggi di Timur Tengah menerapkan sistem makalah dan skripsi dalam perkuliahannya. Tetapi di Sudan Anda akan mendapatkannya segera di semester awal-awal perkuliahan. Baik berupa makalah sederhana sebagai tugas perkuliahan, maupun yang paling menegangkan adalah tugas akhir skripsi yang cukup menentukan nilai akhir kita. Ini menjadikan tanpa terasa, kita dilatih untuk berpikir ilmiah, rajin mencari referensi, dan tentu saja mau tidak mau menguasai pengetikan arab dengan lebih mumpuni. Ketrampilan ini tentu akan memudahkan saat nanti melanjutkan di tingkat magister untuk penulisan tesisnya

Masih banyak keunikan dan ciri dari perkuliahan di Sudan yang belum saya sebutkan dan ceritakan. Semoga dalam kesempatan lain akan lebih banyak yang bisa saya bagikan di blog ini. Semoga bermanfaat dan salam optimis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar