1 Des 2010

Inilah 10 Kriteria Warnet Sehat Aman dan Nyaman !

Melanjutkan postingan sebelumnya seputar Membangun Indonesia Hebat dengan Internet Sehat dan Stop Warnet Berbilik Rapat Pengundang Maksiat ! , maka pada kesempatan kali ini kita akan mempertajam sedikit seputar warnet Sehat. Istilah warnet sehat sendiri memang ‘seolah’ mengekor dengan kampanye internet sehat. Suatu hal yang dipahami dan sah-sah saja, karena warnet menjadi bagian yang tak terpisahkan dari penyebaran internet di tengah masyarakat.

Seiring dengan merebaknya situs pornografi dan ketertarikan sebagian pengguna internet –khususnya kalangan remaja- dalam mengakses situs tersebut di warnet-warnet, di tambah banyaknya kejadian ‘mesum’ atau semi mesum yang terjadi di sebuah bilik warnet, maka beberapa pemerintah daerah mulai mengambil langkah antisipasi. Salah satu yang mulai mencanangkan langkah antisipatif tersebut adalah bupati Jepara Hendro Martojo dengan kebijakan Warnet Sehatnya. Maka dikeluarkanlah  Surat edaran Bupati tertanggal 08 Juli 2010 yang ditujukan kepada seluruh pengelola warnet di daerah tersebut.
Secara ringkasnya, surat edaran tersebut memuat beberapa ‘harapan’ atau semacam tekanan terhadap para pengelola warnet agar :
  1. Pertama, berpartisipasi memerangi pornografi melalui jasa yang mereka kelola yakni menindak segala bentuk pornografi yang dilakukan pengguna warnet.
  2. Kedua, mendesain bilik warnet agar lebih terbuka. Karena, bilik tertutup bahkan menyerupai kamar dikhawatirkan mendorong membuka konten tak sehat dan tindakan asusila; semisal mengakses film, situs porno maupun melakukan tindakan asusila dengan lawan jenis.
  3. Ketiga, memblokir seluruh situs maupun konten internet yang mengandung pornografi.
  4. Keempat, membina dan mengarahkan pengunjung yang masih anak-anak untuk menggunakan internet sesuai dengan koridor pendidikan.
Sungguh empat poin di atas sebenarnya sudah lebih dari cukup seandainya dijalankan dengan sungguh-sungguh oleh para pengelola warnet yang ada. Sayangnya memang, dari pihak pengelola warnet seringkali terlihat ‘menikmati’ banyaknya pelanggan yang asyik dengan situs pornografi. Beberapa bahkan memfasilitasi dengan membuat bilik yang rapat, atau bahkan menyediakan film-film tertentu dalam hard disknya. Ini bukan cerita rekaan tetapi kejadian nyata yang sudah berulang kali tertangkap berita.

Bagi saya sendiri, kriteria warnet sehat bisa lebih dilengkapi selain yang telah dituangkan dalam surat edaran di atas. Ada beberapa kriteria warnet sehat –menurut saya sendiri- yang barangkali sangat teknis namun bisa jadi besar manfaatnya jika bisa kita praktekkan. Oya, agar tidak disebut sebagai pengamat yang sok tahu,  sekedar menginformasikan bahwa saya sendiri pernah mengelola sebuah warnet mahasiswa Indonesia di Sudan “ Syamil Net” selama kurang lebih sembilan bulan lamanya. Jadi ketertarikan soal warnet sehat bukan hanya karena keprihatinan semata, tetapi juga rasa ‘memiliki’ terhadap fenomena industri warnet itu sendiri.

Kriteria Warnet Sehat versi Indonesia Optimis
  1. Koneksi internet haruslah cepat dan stabil, karena jika kecepatan internet lambat maka yang terjadi adalah ketidak efisiensi dalam penggunaan waktu dan juga pengeluaran uang. 
  2. Operator penjaga warnet haruslah profesional di bidangnya, rapi dalam penampilan dan ramah dalam pelayanan. Yang ada selama ini operator terkesan sebagai ‘wong dolan’ dengan penampilan seadanya, merokok, bahkan sibuk tertawa terbahak-bahak saat memelototi layar monitor sendiri. Operator juga harus tegas mengingatkan pengguna yang masih nekat mengakses situs sampah, dan juga punya insting tajam saat mendapati muda-mudi atau anak-anak muda yang memasuki warnetnya.
  3. Kebersihan ruang warnet, baik dari sisi luar maupun dalam, apalagi toiletnya.
  4. Kenyamanan,  tidak seperti bus kelas ekonomis yang berdesak-desakan dengan bau rokok dimana-mana. Perlu ada jarak yang sehat, jika dimungkin pengaturan terpisah antara perempuan dan laki-laki. Mirip-mirip KA Listrik Jabodetabek lah.
  5. Keamanan, kendaraan bermotor bisa mendapatkan tempat yang strategis dan aman. Perasaan pengguna saat berselancar juga tidak terancam saat pengunjung keluar masuk bergantian. Pemasangan CCTV bisa jadi menjadi sebuah kebutuhan.
  6. Fasilitas pendukung yang lengkap, baik yang berhubungan dengan internet seperti printer, CD, dan semacamnya, Atau yang berhubungan dengan snack dan minuman bagi penggunanya.
  7. Terbuka, elegan dan Profesional. Tidak ada bilik yang rapat tertutup. Mungkin hanya sekat antar monitor yang sederhana. Atau biarkan saja terbuka begitu saja dengan jarak yang cukup memadai. Kesan elegan dan profesional sungguh akan tercipta, ditambah hilangnya kesan angker dan mesum.
  8. Software Parental dan sistem blocking lainnya yang memungkinkan. Pengaturan DNS dan metode apapun yang bisa diupdate agar tidak kalah bersaing dengan pengguna profesional yang sejak awal memang mengincar situs porno.
  9. Suasana yang sehat dan hidup. Bisa berupa lantunan background suara yang islami atau yang positif dan menyemangati. Jauh dari kesan ruangan disko, café, atau bus ekonomi antar kota. Bisa juga ditempelkan slogan-slogan yang mengingatkan agar berinternet dengan sehat.
  10. Adanya hubungan antara pengguna dan pengelola. Baik melalui member card, kotak saran, atau bonus-bonus tertentu di akhir bulan. Sehingga pengguna akan merasa lebih memiliki, dan pengelola pun merasa aman karena tahu pasti ragam macam kekhasan penggunanya.
Masih banyak yang bisa anda tambahkan sendiri. Salam Optimis dan Salam internet sehat !

DUKUNG KAMI DALAM FESTIVAL BLOG 2010 INTERNET SEHAT dengan memberikan komentar pada postingan  Membangun Indonesia Hebat dengan Internet Sehat

11 komentar:

  1. wah, bagus sekali kriteriaynya.
    Aku yakin jika memang ada jenis warnet seperti itu pasti si pelanggan/member akan benar2 menjaga semua fasilitas yg ada

    BalasHapus
  2. Saya setuju dengan pon no. 2, dimana petugas warnet (operator) harunya seorang yang professional di bidangnya.
    Tidak seperti di daerah saya yang bahkan ngak tahu bagaimana mengelola warnet.
    Pelanggan mau ini, ternyata si operator ngak bisa melayani apa yg pelanggan minta.
    Alhasil ya kekecewaan yang didapat

    BalasHapus
  3. Betul Tadz, kadang kalo lagi ke warnet
    agak sedikit terganggu dengan ulah operator yang kurang bersahabat
    memutar musik kencang-kencang dengan lagu yang hanya di pahami oleh si operator

    terkadag Operator juga gak paham IT, kalo ada masalah dengan komputer atau jaringan, dia cuma bilang " Wah nggak tau itu mas "

    BalasHapus
  4. السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
    ------
    Warnet terbuka memang bagusnya diterapkan u/ saat ini ^^
    Tapi, kasihan juga ya wanet yg sudah terlanjur pake bilik...
    termasuk warnet ibu saya...

    Tapi, we always say no to porn..
    ------

    صَÙ„َّÙ‰ اللّÙ‡ُ عَÙ„َÙ‰ Ù…ُØ­َÙ…َّد - صَÙ„َّÙ‰ الله عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…

    BalasHapus
  5. Salam Sahabat Common Cyber
    --------------------------

    Walaupun warnet di saya masih pake bilik.
    tapi peratirannya sadis, agak galak.
    Di dinding tertulis

    "Ke Warnet Mau Lihat BokeP?"
    Mengajak berpikir: kalau pulang dari Warnet Ketabrak Truk Tronton Pye?
    Inget: URIP CUMA SEDELAT.

    BalasHapus
  6. ke warnet? bagusan duitnya dikumpulin buat beli modem..hhe

    BalasHapus
  7. wah ga bisa komentar banyak. bisa dibilang ga pernah ke warnet. biarpun lelet pakai gprs kayaknya lebih nyaman di pc sendiri, terutama kalo pas butuh file-file tertentu. dan yang pasti lebih aman dari virus

    BalasHapus
  8. iman hanya bisa terbentuk jika ada godaannya. semakin kuat nahan godaannya, maka seharusnya makin kuat imannya.
    nah, klo godaannya dihilangkan, masih bisa disebut orang beriman????

    BalasHapus
  9. komentar dari anonim selalu tema dan nadanya sama . tidak perlu ditanggapi secara serius

    BalasHapus
  10. Setuju. Ana dukung. Sukses ya ustadz. Kalau dapet hadiahnya, jangan lupa berbagi. hehehe

    BalasHapus
  11. mencoba menerapkan di warnet saya mas. thanks kriterianya.. smoga bisa bermanfaat.. :)

    BalasHapus