20 Sep 2010

Mengupas Ragam Tradisi Lebaran (Bagian 2)


Setelah kita mengupas tentang tradisi mudik dan bermaafan pada postingan sebelumnya, maka dalam postingan kali ini kita akan membahas beberapa tradisi idul fitri lainnya yang dilakukan masyarakat kita.

Ketiga : Tradisi Memakai Pakaian Bagus dan Baru
Salah satu ciri lebaran adalah banyaknya orang berbelanja di toko dan mall untuk membeli pakaian. Bahkan terkadang bukan hanya pakaian, mereka yang diberikan rezeki berlebih kadang melengkapinya dengan membeli sandal, tas, peci, jilbab, bahkan mukena dan sajadah. Tanpa kita sadari , ini menjadi tradisi yang berulang dengan sendirinya. Anggaran hari raya pun mungkin sebagian besarnya digunakan untuk keperluan hal ini. Karenanya, sungguh kita perlu memahami sepenuhnya tradisi ini agar tidak terjebak pada rutinitas atau bahkan pemborosan tanpa makna.

Marilah kita maknai saat membeli baju lebaran untuk tampil terbaik di hari raya nanti, agar indah saat menjalankan shalat ied, agar rapi saat bersilaturahmi. Bukan karena sombong dan pamer diri, tapi mengagungkan syiar lebaran sebagai hari kegembiraan.  Tampil baik di hari raya adalah sunnah yang dianjurkan dan dijalankan Rasulullah SAW. Dari Al-Hasan As-Sabt ra, ia berkata : Rasulullah SAW memerintahkan pada dua hari raya, agar kami memakai pakaian yang terbaik yang kami punya, dan memakai wewangian yang terbaik yang kami punya, dan juga untuk berkurban dengan harga paling tinggi yang kami mampu” (HR Ibnu Hakim).

Dengan demikian, sebenarnya yang penting dalam baju lebaran adalah yang paling pantas untuk sholat dan silaturrahmi. Bukan baju-baju yang gaul atau mengumbar aurat, yang tidak bisa dipakai untuk sholat idul fitri.

Keempat : Tradisi Makanan Khas Lebaran dan Kue Lebaran
Tradisi berikutnya yang senantiasa ada di hari raya ada mempersiapkan makanan khusus untuk kepentingan lebaran. Baik untuk makanan beratnya seperti ketupat dan opor ayam, maupun kue-kue ringan untuk menyambut tamu yang datang bersilaturrahmi. Para ibu rumah tangga sejak awal berkonsentrasi penuh pada persiapan semacam ini. Ada yang membuat sendiri dan sibuk membeli bahan-bahan, ada yang memesan ke rekan , atau membeli langsung di syawalan. Urusan tampilan toples terkadang begitu menyibukkan. Kalau dulu cukup biskuit khong guan dan nissin wafers setiap lebaran, sekarang muncul generasi kue lebaran baru seperti : nastar, putri salju dan kastengel. Benar-benar menyibukkan dan membutuhkan anggaran yang besar.

Karenanya, mari kita meniatkan dalam persiapan tersebut untuk berbagi kebahagiaan di hari raya. Hakikat hari raya iedul fitri memang kembali berbuka, bahkan tidak boleh kita berpuasa, karenanya sungguh wajar jika ada persiapan untuk menyambut kembalinya kita berbuka dengan sepenuh kegembiraan yang disyariatkan.  Rasulullah SAW bersabda : " Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka ( buka puasa dan saat Idul Fitri) dan kegembiraan saat bertemu Tuhan mereka " ( HR Bukhori &; Muslim).

Kita mempersiapkan banyak hal dengan niatan hari raya memang menjadi hari untuk makan dan minum. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang hari raya : Itu adalah hari-hari (untuk) makan dan minum. (Fiqh Sunnah : I/598)

Selain itu, tentu saja kita niatkan semua persiapan di atas dalam rangkan memuliakan tamu yang akan berkunjung ke rumah kita. Tidak setiap hari mereka berkunjung, apalagi dalam suasana yang bahagia semacam ini. Tentu akan sangat indah jika ada hidangan yang disiapkan untuk tamu yang mulia. Sebagai wujud kesempurnaan iman kita. Insya Allah.
Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari)
bersambung bagian ke 3

2 komentar:

  1. yang dua itu kayaknya udah ga berlaku di rumahku saat ini. baju bali hampir tiap bulan, jadinya masih banyak yang keliatan baru. lagian beli baju menjelang lebaran mahal, jadi kata istri sayang duitnya.
    makanan juga jarang beli atau bikin. karena ga pernah lebaran di rumah. selalu pulang kampung dan selalu njeprah makanan disana. hehehe..

    BalasHapus
  2. kalo minjem istilah temen, kalo ga ada kue lebaran, baju baru kayak ga lebaran....

    BalasHapus